IHSG Dibuka di Zona Merah
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melanjutkan pelemahan di zona merah, turun 9 poin atau 0,15% ke level 4.719, dengan nilai transaksi sebesar Rp91,9 miliar dari 82,59 juta lembar saham yang diperdagangkan. Sementara kemarin, rupiah ditutup jatuh tipis 2,41 poin alias 0,05% menjadi 4.729,16.
Sektor-sektor penggerak IHSG kompak melemah, dengan sektor keuangan memimpin pelemahan sebesar 0,55%. Hanya sektor infrastruktur tercatat mampu menguat 0,3%.
Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran kenaikan tertinggi, antara lain PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik Rp75 ke Rp8.900, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik Rp30 ke Rp3.750, dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik Rp25 ke Rp5.925.
Sementara saham-saham yang berada di deretan penurunan, antara lain PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp1.750 menjadi Rp71.250, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp350 menjadi 16.200, dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp150 menjadi Rp14.675.
Di sisi lain, bursa saham Asia mampu melanjutkan pergerakan positifnya setelah terimbas pelemahan Yen disertai harapan untuk pemerintahan Jepang terkait stimulus kebijakan fiskalnya setelah PM Jepang, Shinzo Abe, mengatakan mayoritas pemimpin menyetujui untuk memberikan stimulus tambahan guna membuat perekonomian global kembali direspon positif oleh para investor.
Rilis positif dari kinerja saham-saham konstruksi energi seiring dengan masih bergerak naiknya harga minyak mentah dunia tertutupi oleh pelemahan saham-saham otomotif setelah adanya rekomendasi downgrade terhadap saham-saham tersebut.
Indeks Nikkei naik 68 poin atau 0,4 persen ke 16.721, indeks Hang Seng turun 246 poin atau 1,2 persen menjadi 19.872, indeks Shanghai SSE turun 22 poin atau 0,8% menjadi 2.820, dan indeks Straits Times naik 0,1% ke 2.786.
Dirilisnya data inflasi UK sebesar 0,3% atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus sebesar 0,5% membuat mayoritas bursa saham Eropa kembali berada di zona hijau dipimpin oleh sektor perbankan serta Vodafone PLC. Akan tetapi, di sisi lain melemahnya laju USD terhadap EUR dijadikan momentum pelaku pasar untuk melakukan aksi belinya pada sektor energi.
Adanya pernyataan dari The Fed yang akan mencoba untuk menaikan suku bunga Fed rate di periode Juni-Juli dengan rencana kenaikans sekitar 0,25%-0,50% memberikan sentimen negatif pada laju bursa saham AS yang berbalik melemah. Rilis housing starts, building permits, hingga industrial production yang cenderung membaik tampaknya belum mendapat respon positif dari para pelaku pasar.
Sektor-sektor penggerak IHSG kompak melemah, dengan sektor keuangan memimpin pelemahan sebesar 0,55%. Hanya sektor infrastruktur tercatat mampu menguat 0,3%.
Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran kenaikan tertinggi, antara lain PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik Rp75 ke Rp8.900, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik Rp30 ke Rp3.750, dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik Rp25 ke Rp5.925.
Sementara saham-saham yang berada di deretan penurunan, antara lain PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp1.750 menjadi Rp71.250, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp350 menjadi 16.200, dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp150 menjadi Rp14.675.
Di sisi lain, bursa saham Asia mampu melanjutkan pergerakan positifnya setelah terimbas pelemahan Yen disertai harapan untuk pemerintahan Jepang terkait stimulus kebijakan fiskalnya setelah PM Jepang, Shinzo Abe, mengatakan mayoritas pemimpin menyetujui untuk memberikan stimulus tambahan guna membuat perekonomian global kembali direspon positif oleh para investor.
Rilis positif dari kinerja saham-saham konstruksi energi seiring dengan masih bergerak naiknya harga minyak mentah dunia tertutupi oleh pelemahan saham-saham otomotif setelah adanya rekomendasi downgrade terhadap saham-saham tersebut.
Indeks Nikkei naik 68 poin atau 0,4 persen ke 16.721, indeks Hang Seng turun 246 poin atau 1,2 persen menjadi 19.872, indeks Shanghai SSE turun 22 poin atau 0,8% menjadi 2.820, dan indeks Straits Times naik 0,1% ke 2.786.
Dirilisnya data inflasi UK sebesar 0,3% atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus sebesar 0,5% membuat mayoritas bursa saham Eropa kembali berada di zona hijau dipimpin oleh sektor perbankan serta Vodafone PLC. Akan tetapi, di sisi lain melemahnya laju USD terhadap EUR dijadikan momentum pelaku pasar untuk melakukan aksi belinya pada sektor energi.
Adanya pernyataan dari The Fed yang akan mencoba untuk menaikan suku bunga Fed rate di periode Juni-Juli dengan rencana kenaikans sekitar 0,25%-0,50% memberikan sentimen negatif pada laju bursa saham AS yang berbalik melemah. Rilis housing starts, building permits, hingga industrial production yang cenderung membaik tampaknya belum mendapat respon positif dari para pelaku pasar.
(dmd,vhs)