Pemerintah Didesak Waspadai Lonjakan Harga Bawang dan Gula
A
A
A
JAKARTA - Lonjakan harga bawang merah dan bawah putih menurut Pengamat kebijakan pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bustanul Arifin wajib, diwaspadai oleh pemerintah selain beras dan daging. Selanjutnya komoditas yang juga harus mendapatkan perhatian adalah cabai merah yang kemungkinan harganya meningkat.
"Saya setuju bila pemerintah mewaspadai soal bawang dan cabai merah. Soalnya dua (komoditas) itu terkadang kalau naik kebangetan pas mau Hari raya. Kemudian yang juga mulai naik, gula sudah ada pergerakan," kata dia di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Dia menambahkan sempat mengecek ke pedagang gula, bahwa harganya sudah cukup tinggi yakni mencapai Rp13.000/kilogram (kg). Menurut dia harga itu dinilai cukup tinggi. "Kita paham belum terjadi panen (gula), petani baru akan panen gula pada bulan Juli bahkan sampai September untuk musim giling. Dan disitu saya pikir harus diwaspadai," sambung dia.
Sementara pada kenaikan harga bawang, Bustanul mengharapkan tidak naik hingga 30%. Namun menurutnya sepanjang stok ada, kenaikan tinggi tidak akan terjadi. "Kalau bawang karena beberapa tempat sudah panen, di luar tempat yang tidak panen mungkin akan ada pergerakan. Tapi sepanjang stok cukup, mudah-mudahan tidak sampai 30%. Kalo naik sedikit ya wajar saja," pungkasnya.
Sebelumnya Asosiasi Bawang Merah Indonesia kecewa pada pemerintah, lantaran dinilai baru akan melakukan penyerapan bawang merah ke petani lewat Bulog setelah komoditas ini menjadi salah satu penyebab inflasi.
"Panen sudah banyak, dan harga terkendali. Sebentar lagi juga nambah supply, setiap hari nambah, Juni dan Juli sudah over supply. Itu yang harusnya ditangani, tidak hanya pas inflasi saja tapi ketika panen raya seharusnya Bulog melakukan penyerapan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif.
"Saya setuju bila pemerintah mewaspadai soal bawang dan cabai merah. Soalnya dua (komoditas) itu terkadang kalau naik kebangetan pas mau Hari raya. Kemudian yang juga mulai naik, gula sudah ada pergerakan," kata dia di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Dia menambahkan sempat mengecek ke pedagang gula, bahwa harganya sudah cukup tinggi yakni mencapai Rp13.000/kilogram (kg). Menurut dia harga itu dinilai cukup tinggi. "Kita paham belum terjadi panen (gula), petani baru akan panen gula pada bulan Juli bahkan sampai September untuk musim giling. Dan disitu saya pikir harus diwaspadai," sambung dia.
Sementara pada kenaikan harga bawang, Bustanul mengharapkan tidak naik hingga 30%. Namun menurutnya sepanjang stok ada, kenaikan tinggi tidak akan terjadi. "Kalau bawang karena beberapa tempat sudah panen, di luar tempat yang tidak panen mungkin akan ada pergerakan. Tapi sepanjang stok cukup, mudah-mudahan tidak sampai 30%. Kalo naik sedikit ya wajar saja," pungkasnya.
Sebelumnya Asosiasi Bawang Merah Indonesia kecewa pada pemerintah, lantaran dinilai baru akan melakukan penyerapan bawang merah ke petani lewat Bulog setelah komoditas ini menjadi salah satu penyebab inflasi.
"Panen sudah banyak, dan harga terkendali. Sebentar lagi juga nambah supply, setiap hari nambah, Juni dan Juli sudah over supply. Itu yang harusnya ditangani, tidak hanya pas inflasi saja tapi ketika panen raya seharusnya Bulog melakukan penyerapan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif.
(akr)