Menteri ESDM Ungkap Cerita di Balik Penutupan Petral

Kamis, 26 Mei 2016 - 18:06 WIB
Menteri ESDM Ungkap...
Menteri ESDM Ungkap Cerita di Balik Penutupan Petral
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan cerita di balik penutupan Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Menurutnya keberadaan Petral selaku anak usaha PT Pertamina (Persero) di luar negeri menjadikannya sulit disentuh.

Padahal, Petral disebut-sebut menjadi sarang mafia migas yang menjarah uang negara lewat pengadaan minyak atau jual beli produk bahan bakar minyak (BBM). Sudirman Said bahkan mengibaratkan Petral layaknya hantu genderuwo yang tidak nampak, namun sangat menakutkan.

Mafia migas yang bercokol di Petral diduga dekat dengan para elite di negeri ini sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekalipun sejak dulu tidak mempunyai pintu masuk menyelidiki kasus tersebut. "Cerita mitos Petral itu bertahun lamanya seperti genderuwo. Raksasa yang tidak tampak, tapi begitu mau disentuh yang sentuh mati duluan," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Akibat ulah para mafia migas ini, Pertamina tidak memperoleh harga terbaik dalam pengadaan produk BBM. Sudirman menyebut, BUMN minyak dan gas itu mengalami kerugian hingga belasan triliun akibat pengadaan minyak diserahkan ke Petral.

Bahkan, sambung dia kerugian yang diderita Pertamina karena Petral mampu untuk membangun Menara kembar seperti milik Petronas. "Karena belasan tahun uang itu menguap kepada pihak yang ingin mengangkangi kegiatan ekspor impor BBM," imbuh dia.

Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak awal telah memandatkannya untuk menyelesaikan kasus di Petral agar tidak terus menggerogoti uang negara. Petral pun akhirnya dibubarkan, dan Pertamina kini tidak lagi menderita kerugian dalam pengadaan minyak.

"Presiden minta (Petral) diselesaikan dalam waktu singkat. Akibatnya, sekarang Pertamina memperoleh penghematan besar-besaran. Jumlahnya belasan triliun. Kalau tidak ada pencaloan yang hebat, Pertamina sudah bisa bangun gedung kembar," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0855 seconds (0.1#10.140)