Gerbang Peti Kemas JICT dan TPK Koja Terintegrasi
A
A
A
JAKARTA - Jakarta International Container Terminal (JICT) bersama Terminal Peti Kemas (TPK) Koja tengah bersiap meluncurkan fasilitas "Pintu Otomatis" terintegrasi bernama JICT-Koja Joint Autogate. Hal tersebut diungkapkan oleh Vice President Director JICT Riza Erivan saat peninjauan pekerjaan proyek fasilitas joint gate di Jakarta.
"Konsepnya nanti adalah untuk lebih memperlancar arus barang ke kedua terminal petikemas ini dengan pintu masuk terintegrasi, fasilitas area truk yang lebih besar dan Weight-In-Motion (WIM) bridge," ujarnya di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Menurutnya pintu gerbang peti kemas yang terintegrasi itu akan dilengkapi dengan WIM bridge atau jembatan timbang model bergerak, untuk mengukur berat peti kemas serta isinya secara tepat. Dengan WIM ini para pemilik kapal diterangkan bakal mendapatkan jaminan keamanan saat berlayar sesuai dengan aturan SOLAS (Safety of Life At Sea) yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO).
Lanjut dia JICT dan Koja sangat mengutamakan inovasi layanan pelabuhan setelah sebelumnya meningkatkan sistem operasi dan penggunaan sistem e-billing. "Fasilitas gate baru JICT-Koja seluas 6,5 hektar dan dilengkapi jembatan WIM merupakan yang pertama di Indonesia," sambungnya.
Dia menambahkan, melihat jumlah truk yang melewati JICT dan TPK Koja per-hari, mencapai rata-rata lebih dari 12.000 truk, maka menurutnya diperlukan peningkatan sistem dan fasilitas. Fasilitas joint-gate JICT dan Koja saat ini telah memasuki tahap akhir penyelesaian dan kedua terminal akan segera memastikan ayanan tersebut siap melayani arus barang di Indonesia.
"Dengan inovasi ini, kami berharap dapat meningkatkan sistem logistik nasional dan mempercepat arus barang di pelabuhan," pungkasnya.
"Konsepnya nanti adalah untuk lebih memperlancar arus barang ke kedua terminal petikemas ini dengan pintu masuk terintegrasi, fasilitas area truk yang lebih besar dan Weight-In-Motion (WIM) bridge," ujarnya di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Menurutnya pintu gerbang peti kemas yang terintegrasi itu akan dilengkapi dengan WIM bridge atau jembatan timbang model bergerak, untuk mengukur berat peti kemas serta isinya secara tepat. Dengan WIM ini para pemilik kapal diterangkan bakal mendapatkan jaminan keamanan saat berlayar sesuai dengan aturan SOLAS (Safety of Life At Sea) yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO).
Lanjut dia JICT dan Koja sangat mengutamakan inovasi layanan pelabuhan setelah sebelumnya meningkatkan sistem operasi dan penggunaan sistem e-billing. "Fasilitas gate baru JICT-Koja seluas 6,5 hektar dan dilengkapi jembatan WIM merupakan yang pertama di Indonesia," sambungnya.
Dia menambahkan, melihat jumlah truk yang melewati JICT dan TPK Koja per-hari, mencapai rata-rata lebih dari 12.000 truk, maka menurutnya diperlukan peningkatan sistem dan fasilitas. Fasilitas joint-gate JICT dan Koja saat ini telah memasuki tahap akhir penyelesaian dan kedua terminal akan segera memastikan ayanan tersebut siap melayani arus barang di Indonesia.
"Dengan inovasi ini, kami berharap dapat meningkatkan sistem logistik nasional dan mempercepat arus barang di pelabuhan," pungkasnya.
(akr)