PLN Resmikan PLTD Karimunjawa
A
A
A
KARIMUNJAWA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero melalui dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Jepara merealisasikan komitmen mereka, meningkatkan kualitas layanan listrik di Pulau Karimunjawa. Melalui peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Legon Bajak, masyarakat Pulau Karimunjawa bisa menikmati listrik selama 24 jam.
General Manager PLN Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Kusnanto mengungkapkan, selama ini pasokan listrik di Karimunjawa hanya sekitar 2,2 Megawatt dan dikelola pemerintah daerah. Ketika dikelola Pemda, aliran listrik hanya bisa dinikmati masyarakat sekitar 18 jam, mulai dari pukul 14.00 WIB-08.00 WIB. Melalui peresmian PLTD Legon Bajak ini, masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam selama sebulan penuh.
"Ini merupakan komitmen kami mendukung pemerintah daerah untuk mengembangkan perekonomian masyarakat," ujarnya ketika melakukan peresmian PLTD Legon Bajak, Karimunjawa, Senin (30/5/2016).
Dwi mengungkapkan, PLTD Legon Bajak merupakan relokasi dari PLTD yang berada di Pontianak Kalimantan Barat. PLTD Legon Bajak berkapasitas 2 x 2,5 MW dan masih ada daya stand by sekitar 2,5 MW. Adanya PLTD baru ini, maka kualitas daya yang diberikan kepada masyarakat bisa mencapai 2 kali lipat dibanding ketika dikelola Pemda. Tak hanya kualitas daya yang berlipat, PLN juga menambah jaringan seperti gardu distribusi dari tiga unit menjadi 34 unit.
Meski baru diresmikan PLN dan Pemda, respon masyarakat di Karimunjawa sangat bagus. Hingga hari Senin (30/5) ini, terdapat 272 pelanggan baru yang menyatakan ingin menikmati listrik dari PLN. 233 pelanggan baru tersebut diantaranya meminta tambahan daya, 32 pelanggan baru berasal dari pemakai genset dan pasang murni sekitar 10 orang. Total daya untuk pelanggan baru mencapai 1.632 kVA .
"Total dengan eksisting pelanggan listrik lama, sekitar 1.600 kepala keluarga sudah mencapai 84% dari daya yang dihasilkan di PLTD ini," terangnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berterima kasih dengan apa yang dilakukan PLN. Karena jika pengelolaan listrik di Karimunjawa tidak diambil alih PLN maka Pemda tidak akan mampu. Selama ini, listrik di Karimunjawa memang sudah ada dan dikelola Pemkab Jepara melalui perusahaan daerah. Hanya saja, keuangan Pemkab tidak mampu menutupi biaya operasional dari listrik di Karimunjawa ini.
"Pemerintah tidak boleh beli solar bersubsidi. Itu yang membuat kami jebol," terangnya.
Beruntung, dengan niat baik PLN akhirnya terjadi kesepakatan untuk menyediakan listrik secara maksimal di pulau yang menjadi destinasi wisata terkemuka di Tanah Air ini. Melalui dukungan Pemkab Jepara dengan berbagai kemudahan termasuk juga dalam penyediaan lahan, akhirnya listrik di Karimunjawa selama 24 jam bisa terealisasi dengan baik. Karena menurutnya, tanpa kerja sama yang baik antar stakeholder, mimpi merdeka listrik di Karimunjawa tidak akan tercapai.
Manajer Perusahaan Listrik Daerah (PLD) Karimunjawa (pengelola listrik dari Pemda Jepara), Nor Soleh Eko Prasetyawan menjelaskan, listrik di Karimunjawa sebenarnya sudah ada sejak 1977. Hanya saja, dengan kemampuan terbatas, listrik tersebut tidak bisa maksimal melayani masyarakat. Dengan genset kecil, listrik baru bisa dinikmati di Karimunjawa Kota dan sebagian pedesaan dengan peralatan seadanya.
"Karena kemampuan terbatas, di Kota Karimunjawa bisa mencapai 12 jam nyalanya. Sementara di daerah hanya sekitar 6 jam," paparnya.
Warga Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Sumoko, 52, mengaku bahagia dengan kehadiran PLTD tersebut. Baginya ini merupakan kemerdekaan kedua warga Karimunjawa. Karena dengan adanya listrik selama 24 jam, masyarakat seolah terbebas dari belenggu. Masyarakat bisa menikmati aliran listrik untuk meningkatkan usahanya dan juga bisa menikmati listrik untuk memperlancar arus informasi.
"Selama ini untuk berusaha juga susah. Mau buka homestay khawatir tidak ada tamu yang mau karena listrik tidak ada," ujarnya.
General Manager PLN Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Kusnanto mengungkapkan, selama ini pasokan listrik di Karimunjawa hanya sekitar 2,2 Megawatt dan dikelola pemerintah daerah. Ketika dikelola Pemda, aliran listrik hanya bisa dinikmati masyarakat sekitar 18 jam, mulai dari pukul 14.00 WIB-08.00 WIB. Melalui peresmian PLTD Legon Bajak ini, masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam selama sebulan penuh.
"Ini merupakan komitmen kami mendukung pemerintah daerah untuk mengembangkan perekonomian masyarakat," ujarnya ketika melakukan peresmian PLTD Legon Bajak, Karimunjawa, Senin (30/5/2016).
Dwi mengungkapkan, PLTD Legon Bajak merupakan relokasi dari PLTD yang berada di Pontianak Kalimantan Barat. PLTD Legon Bajak berkapasitas 2 x 2,5 MW dan masih ada daya stand by sekitar 2,5 MW. Adanya PLTD baru ini, maka kualitas daya yang diberikan kepada masyarakat bisa mencapai 2 kali lipat dibanding ketika dikelola Pemda. Tak hanya kualitas daya yang berlipat, PLN juga menambah jaringan seperti gardu distribusi dari tiga unit menjadi 34 unit.
Meski baru diresmikan PLN dan Pemda, respon masyarakat di Karimunjawa sangat bagus. Hingga hari Senin (30/5) ini, terdapat 272 pelanggan baru yang menyatakan ingin menikmati listrik dari PLN. 233 pelanggan baru tersebut diantaranya meminta tambahan daya, 32 pelanggan baru berasal dari pemakai genset dan pasang murni sekitar 10 orang. Total daya untuk pelanggan baru mencapai 1.632 kVA .
"Total dengan eksisting pelanggan listrik lama, sekitar 1.600 kepala keluarga sudah mencapai 84% dari daya yang dihasilkan di PLTD ini," terangnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berterima kasih dengan apa yang dilakukan PLN. Karena jika pengelolaan listrik di Karimunjawa tidak diambil alih PLN maka Pemda tidak akan mampu. Selama ini, listrik di Karimunjawa memang sudah ada dan dikelola Pemkab Jepara melalui perusahaan daerah. Hanya saja, keuangan Pemkab tidak mampu menutupi biaya operasional dari listrik di Karimunjawa ini.
"Pemerintah tidak boleh beli solar bersubsidi. Itu yang membuat kami jebol," terangnya.
Beruntung, dengan niat baik PLN akhirnya terjadi kesepakatan untuk menyediakan listrik secara maksimal di pulau yang menjadi destinasi wisata terkemuka di Tanah Air ini. Melalui dukungan Pemkab Jepara dengan berbagai kemudahan termasuk juga dalam penyediaan lahan, akhirnya listrik di Karimunjawa selama 24 jam bisa terealisasi dengan baik. Karena menurutnya, tanpa kerja sama yang baik antar stakeholder, mimpi merdeka listrik di Karimunjawa tidak akan tercapai.
Manajer Perusahaan Listrik Daerah (PLD) Karimunjawa (pengelola listrik dari Pemda Jepara), Nor Soleh Eko Prasetyawan menjelaskan, listrik di Karimunjawa sebenarnya sudah ada sejak 1977. Hanya saja, dengan kemampuan terbatas, listrik tersebut tidak bisa maksimal melayani masyarakat. Dengan genset kecil, listrik baru bisa dinikmati di Karimunjawa Kota dan sebagian pedesaan dengan peralatan seadanya.
"Karena kemampuan terbatas, di Kota Karimunjawa bisa mencapai 12 jam nyalanya. Sementara di daerah hanya sekitar 6 jam," paparnya.
Warga Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Sumoko, 52, mengaku bahagia dengan kehadiran PLTD tersebut. Baginya ini merupakan kemerdekaan kedua warga Karimunjawa. Karena dengan adanya listrik selama 24 jam, masyarakat seolah terbebas dari belenggu. Masyarakat bisa menikmati aliran listrik untuk meningkatkan usahanya dan juga bisa menikmati listrik untuk memperlancar arus informasi.
"Selama ini untuk berusaha juga susah. Mau buka homestay khawatir tidak ada tamu yang mau karena listrik tidak ada," ujarnya.
(ven)