Akhirnya Rupiah Tembus Rp13.263/USD
Akhirnya Rupiah Tembus Rp13.263/USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdangan Selasa (7/6/2016) akhirnya benar-benar meninggalkan level Rp13.300 per dolar AS (USD). Nilai tukar mata uang Garuda ditutup berotot 107 poin atau 0,80% ke Rp13.263/USD.
Pada hari ini, kurs rupiah diperdagangkan di kisaran level Rp13.249-Rp13.396/USD.
Sebelumnya pada jeda siang, rupiah memang sudah meninggalkan level Rp13.300, yaitu menguat 0,82% atau 110 poin ke level Rp13.260/USD. Hal ini melanjutkan pembukaan pagi ini, dimana rupiah terpantau menguat 0,22% atau 29 poin ke level Rp13.341.
Mengutip Yahoo Finance, rupiah naik 67,50 poin alias 0,51% ke level Rp13.270/USD. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di level 13.375/USD. Sementara data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah ditutup menguat di angka Rp13.272,50/USD dimana sebelumnya dibuka di angka Rp13.337,50/USD.
Penguatan rupiah disebabkan tertekannya potensi kenaikan Fed Rate, yang menekan indeks dolar AS. Mata uang negeri Abang Sam itu takluk pada sekeranjang mata uang dunia.
Melansir Reuters, Selasa (7/6/2016), dolar AS takluk pada mayoritas mata uang dunia dan merupakan posisi terendah sejak empat minggu, setelah Ketua The Fed, Janet Yellen sempat ragu menentukan apakah Fed akan menaikkan suku bunga selama musim panas, imbas dari data pekerjaan AS bulan lalu yang mengecewakan.
Dolar Australia menguat 1% terhadap USD setelah Reserve Bank of Australia (RBA) menahan suku bunga untuk melonggarkan moneter mereka lebih lanjut. Dolar Aussie ditutup 0,7443/USD, tertinggi sejak 6 Mei 2016 kemarin dan naik hampir 1% terhadap yen, euro, dan dolar Selandia Baru.
"RBA tidak tampak terburu-buru untuk menurunkan suku lanjut, mengarah ke pemerasan singkat dalam dolar Australia,'' kata Niels Christensen, ahli strategi FX di Nordea seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, USD flat terhadap yen di angka 107,65, Euro naik tipis 0,1% menjadi USD1,1370 dan Pound Sterling naik 0,7% menjadi USD1,4530, menandai rebound kuat setelah mencapai terendah tiga pekan pada hari Senin.
Pada hari ini, kurs rupiah diperdagangkan di kisaran level Rp13.249-Rp13.396/USD.
Sebelumnya pada jeda siang, rupiah memang sudah meninggalkan level Rp13.300, yaitu menguat 0,82% atau 110 poin ke level Rp13.260/USD. Hal ini melanjutkan pembukaan pagi ini, dimana rupiah terpantau menguat 0,22% atau 29 poin ke level Rp13.341.
Mengutip Yahoo Finance, rupiah naik 67,50 poin alias 0,51% ke level Rp13.270/USD. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di level 13.375/USD. Sementara data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah ditutup menguat di angka Rp13.272,50/USD dimana sebelumnya dibuka di angka Rp13.337,50/USD.
Penguatan rupiah disebabkan tertekannya potensi kenaikan Fed Rate, yang menekan indeks dolar AS. Mata uang negeri Abang Sam itu takluk pada sekeranjang mata uang dunia.
Melansir Reuters, Selasa (7/6/2016), dolar AS takluk pada mayoritas mata uang dunia dan merupakan posisi terendah sejak empat minggu, setelah Ketua The Fed, Janet Yellen sempat ragu menentukan apakah Fed akan menaikkan suku bunga selama musim panas, imbas dari data pekerjaan AS bulan lalu yang mengecewakan.
Dolar Australia menguat 1% terhadap USD setelah Reserve Bank of Australia (RBA) menahan suku bunga untuk melonggarkan moneter mereka lebih lanjut. Dolar Aussie ditutup 0,7443/USD, tertinggi sejak 6 Mei 2016 kemarin dan naik hampir 1% terhadap yen, euro, dan dolar Selandia Baru.
"RBA tidak tampak terburu-buru untuk menurunkan suku lanjut, mengarah ke pemerasan singkat dalam dolar Australia,'' kata Niels Christensen, ahli strategi FX di Nordea seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, USD flat terhadap yen di angka 107,65, Euro naik tipis 0,1% menjadi USD1,1370 dan Pound Sterling naik 0,7% menjadi USD1,4530, menandai rebound kuat setelah mencapai terendah tiga pekan pada hari Senin.
(ven)
Explore More