Jokowi Tunda Financial Close PLTU Batang dan MoU 5 Proyek Tol
A
A
A
JAKARTA - Acara financial close PLTU Batang, Jawa Tengah (Jateng) sebesar 2x1000 megawatt (MW) dan penandatanganan lima proyek Skema Kerjasama Pemeritah dan Badan Usaha (KPBU) jalan tol, yang diagendakan hari ini, mendadak dibatalkan. Karena, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan di istana negara, besok.
Sekretaris Menko Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuo menyampaikan permohonan maafnya kepada yang hadir lantaran pembatalan tersebut.
"Presiden meminta acara hari ini, financial closing hendaknya dilakukan besok hari di Istana. Proyek-proyek ini sangat penting karena menyangkut soal infrastruktur yang telah lama direncanakan. Betapa pentingnya enam proyek ini pembangunan infrastruktur kerja sama pemerintah dan badan usaha," kata dia di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Perlu diketahui proyek PLTU Batang ini mangkrak empat tahun. Mangkraknya proyek tersebut lantaran lahan, dan pembiayaannya masih tidak jelas. Proyek pembangkit listrik tenaga uap ini nilai investasinya sekitar USD4 miliar atau setara dengan Rp52 triliun.
Hingga hari ini, diketahui proyek tersebut mendapat kucuran dana dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa sindikasi perbankan komersial internasional kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku Badan Usaha.
Direncanakan, dengan tercapainya financial close ini, maka proyek PLTU ini dapat segera melanjutkan pembangunan untuk mencapai target penyelesaian.
Sekretaris Menko Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuo menyampaikan permohonan maafnya kepada yang hadir lantaran pembatalan tersebut.
"Presiden meminta acara hari ini, financial closing hendaknya dilakukan besok hari di Istana. Proyek-proyek ini sangat penting karena menyangkut soal infrastruktur yang telah lama direncanakan. Betapa pentingnya enam proyek ini pembangunan infrastruktur kerja sama pemerintah dan badan usaha," kata dia di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Perlu diketahui proyek PLTU Batang ini mangkrak empat tahun. Mangkraknya proyek tersebut lantaran lahan, dan pembiayaannya masih tidak jelas. Proyek pembangkit listrik tenaga uap ini nilai investasinya sekitar USD4 miliar atau setara dengan Rp52 triliun.
Hingga hari ini, diketahui proyek tersebut mendapat kucuran dana dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa sindikasi perbankan komersial internasional kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku Badan Usaha.
Direncanakan, dengan tercapainya financial close ini, maka proyek PLTU ini dapat segera melanjutkan pembangunan untuk mencapai target penyelesaian.
(izz)