Iran Sepakat Beli 100 Unit Pesawat dari Amerika Serikat
A
A
A
DUBAI - Iran akan memulai babak baru terkait hubungannya dengan Amerika Serikat. Sejak Revolusi Islam Iran pada 1979, hubungan kedua negara pun membeku. Melansir Reuters, Minggu (19/6/2016) Negeri Para Mullah telah menyelesaikan kesepakatan untuk membeli 100 unit pesawat komersial dari Amerika Serikat, yaitu Boeing.
Kepala Organisasi Penerbangan Sipil (CAO) Iran, Ali Abdezadeh mengatakan bahwa mereka dan Boeing telah melakukan perjanjian tertulis untuk pengadaan 100 unit pesawat. Saat ini, kedua pihak sedang menunggu persetujuan dari Departemen Keuangan AS.
“Kami memiliki 250 pesawat dalam negeri, 230 perlu diganti,” kata Abedzadeh kepada Iran Daily, Minggu (19/6/2016).
Ke 100 pesawat buatan pabrikan yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS, itu akan mengisi armada IranAir. Kebijakan ini merupakan terobosan penting untuk mengejar ketertinggalan maskapai Iran dari tetangganya.
Sebelumnya, perusahaan penerbangan Iran juga telah memenangkan kesepakatan membeli 118 pesawat dari Eropa, yaitu Airbus dengan nilai USD27 miliar. Kesepakatan dengan Airbus tersebut langsung dilakukan Presiden Iran, Hassan Rouhani saat berkunjung ke Paris.
Lanjut Abedzadeh, seperti dikutip Reuters, bahwa nilai kontrak antara Iran dan Boeing dilaporkan mencapai USD17 miliar, namun hal tersebut masih belum final dan detail karena masih menunggu negosiasi lebih lanjut, terutama otoritas Negeri Abang Sam.
Sebelumnya, pada Februari lalu, perusahaan Amerika telah memperoleh persetujuan dari pemerintah AS untuk menjual produk mereka ke Iran, setelah AS mencabut sebagian sanksi kepada Iran pada Januari tahun ini. Pencabutan sanksi ini menyusul kesepakatan tentang program nuklir Teheran.
Terlepas dari Airbus dan Boeing, Iran juga melakukan negosiasi dengan beberapa raksasa penerbangan global lainnya atas pembelian pesawat, yaitu dengan Bombardier, Kanada, dan Embraer dari Brasil.
Kepala Organisasi Penerbangan Sipil (CAO) Iran, Ali Abdezadeh mengatakan bahwa mereka dan Boeing telah melakukan perjanjian tertulis untuk pengadaan 100 unit pesawat. Saat ini, kedua pihak sedang menunggu persetujuan dari Departemen Keuangan AS.
“Kami memiliki 250 pesawat dalam negeri, 230 perlu diganti,” kata Abedzadeh kepada Iran Daily, Minggu (19/6/2016).
Ke 100 pesawat buatan pabrikan yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS, itu akan mengisi armada IranAir. Kebijakan ini merupakan terobosan penting untuk mengejar ketertinggalan maskapai Iran dari tetangganya.
Sebelumnya, perusahaan penerbangan Iran juga telah memenangkan kesepakatan membeli 118 pesawat dari Eropa, yaitu Airbus dengan nilai USD27 miliar. Kesepakatan dengan Airbus tersebut langsung dilakukan Presiden Iran, Hassan Rouhani saat berkunjung ke Paris.
Lanjut Abedzadeh, seperti dikutip Reuters, bahwa nilai kontrak antara Iran dan Boeing dilaporkan mencapai USD17 miliar, namun hal tersebut masih belum final dan detail karena masih menunggu negosiasi lebih lanjut, terutama otoritas Negeri Abang Sam.
Sebelumnya, pada Februari lalu, perusahaan Amerika telah memperoleh persetujuan dari pemerintah AS untuk menjual produk mereka ke Iran, setelah AS mencabut sebagian sanksi kepada Iran pada Januari tahun ini. Pencabutan sanksi ini menyusul kesepakatan tentang program nuklir Teheran.
Terlepas dari Airbus dan Boeing, Iran juga melakukan negosiasi dengan beberapa raksasa penerbangan global lainnya atas pembelian pesawat, yaitu dengan Bombardier, Kanada, dan Embraer dari Brasil.
(ven)