Harga Minyak Mentah Dunia Merosot Lebih dari 1%
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 1% pada sesi perdagangan hari ini setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan pasokan dan investor masih menanti keputusan rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Minyak mentah berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) sempat naik di awal perdagangan mencapai USD50 per barel.
Namun harga minyak balik merosot seperti dilansir Reuters, Kamis (23/6/2016) ketika Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok 917.000 barel untuk pekan terakhir 17 Juni. Sementara EIA mencatat penarikan dalam lima pekan beruntun lebih rendah 1,7 juta barel dibandingkan perkiraan analis yakni hanya sekitar sepertiga dari penurunan 5,2 juta barel seperti prediksi.
Tarcatat kontrak minyak Brent untuk Agustus mengalami penurunan 74 sen atau 1,5% ke level USD49,88 per barel, sementara minyak WTI jatuh 72 sen atau 1,4% untuk bertahan di USD49.13 per barel. Lebih lanjut diskon untuk WTI pada Desember 2016 versus Desember 2017 melebar sebanyak USD1,81 per barel untuk menjadi diskon terbesar dalam enam pekan.
Para pelaku pasar yakin produsen akan bergerak untuk mengunci harga minyak pada 2017 di atas USD52 per barel. Diskon mendorong investor untuk menyimpan minyak dan kemudian menjualnya kembali saat harganya jauh lebih mahal. Sebelumnya data laporan kelompok American Petroleum Institute (API) mendorong pelemahan harga minyak.
Pasar minyak dunia selama satu pekan ini telah mencatatkan tren positif, meski ada kemungkinan kembali jatuh pada awal tahun depan. Analis ClipperData Troy Vincent mengatakan laporan EIA jelas bearish dan sepertinya harga minyak WTI akan melemah pekan ini di bawah USD49 di tengah kekhawatiran atas persediaan bensin.
Namun harga minyak balik merosot seperti dilansir Reuters, Kamis (23/6/2016) ketika Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok 917.000 barel untuk pekan terakhir 17 Juni. Sementara EIA mencatat penarikan dalam lima pekan beruntun lebih rendah 1,7 juta barel dibandingkan perkiraan analis yakni hanya sekitar sepertiga dari penurunan 5,2 juta barel seperti prediksi.
Tarcatat kontrak minyak Brent untuk Agustus mengalami penurunan 74 sen atau 1,5% ke level USD49,88 per barel, sementara minyak WTI jatuh 72 sen atau 1,4% untuk bertahan di USD49.13 per barel. Lebih lanjut diskon untuk WTI pada Desember 2016 versus Desember 2017 melebar sebanyak USD1,81 per barel untuk menjadi diskon terbesar dalam enam pekan.
Para pelaku pasar yakin produsen akan bergerak untuk mengunci harga minyak pada 2017 di atas USD52 per barel. Diskon mendorong investor untuk menyimpan minyak dan kemudian menjualnya kembali saat harganya jauh lebih mahal. Sebelumnya data laporan kelompok American Petroleum Institute (API) mendorong pelemahan harga minyak.
Pasar minyak dunia selama satu pekan ini telah mencatatkan tren positif, meski ada kemungkinan kembali jatuh pada awal tahun depan. Analis ClipperData Troy Vincent mengatakan laporan EIA jelas bearish dan sepertinya harga minyak WTI akan melemah pekan ini di bawah USD49 di tengah kekhawatiran atas persediaan bensin.
(akr)