Gubernur BI Soroti Pelemahan Pounds Imbas Brexit Menang
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyoroti pelemahan poundsterling imbas dari hasil referendum Brexit yang memutuskan Inggris resmi keluar dari keanggotaan di Uni Eropa (UE). Dia sendiri menyayangkan bahwa Inggris memilih untuk keluar dari UE dibanding bertahan.
Menurutnya pelemahan pounds ini paling rendah selama 30 tahun terakhir atau melemah sebesar 10 sampai 11%. "Kita ikuti bahwa kelihatannya pollingnya betul, realisasinya mungkin terjadi brexit. Kita tadi pagi jam 10 masih melihat 51% dan 48%. Dampak langsung adalah poundstreling anjlok 10-11% dan itu mungkin selama 30 tahun itu yang paling rendah," kata Agus di Bank Indonesia usai sholat Jumat, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
(Baca Juga: Inggris Cerai dari Uni Eropa, Pounds Jatuh Terendah sejak 1985)
Sementara untuk euro sendiri kata dia, memang ada sedikit penurunan tapi tidak terlalu signifikan meskipun ada beberapa anggapan bahwa euro juga akan turut anjlok dengan pemenangan brexit. "Dia (euro) enggak turun banyak, sekitar 1-2% saja," menurutnya.
Namun demikian, dia melihat ini akan berdampak besar kepada ekonomi dimana periode ini disebut juga dengan periode risk off. Semua itu flight to quality. Jadi dana-dana yang ada di dunia bergerak menuju negara yang dinilai aman. Dan yang dijadikan sasaran adalah lebih ke Amerika Serikat dan Jepang. Di negara lain juga terjadi pelemahan," pungkasnya.
Dalam jejak pendapat brexit yang baru saja diumumkan sebesar 51,9% suara mendukung Inggris keluar dari UE, sementara 48,1% lainnya ingin tetap bertahan. Selain pelemahan pounds, rupiah juga terkena efek dengan anjlok ke kisaran level Rp13.400/USD pada sesi siang tadi.
Menurutnya pelemahan pounds ini paling rendah selama 30 tahun terakhir atau melemah sebesar 10 sampai 11%. "Kita ikuti bahwa kelihatannya pollingnya betul, realisasinya mungkin terjadi brexit. Kita tadi pagi jam 10 masih melihat 51% dan 48%. Dampak langsung adalah poundstreling anjlok 10-11% dan itu mungkin selama 30 tahun itu yang paling rendah," kata Agus di Bank Indonesia usai sholat Jumat, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
(Baca Juga: Inggris Cerai dari Uni Eropa, Pounds Jatuh Terendah sejak 1985)
Sementara untuk euro sendiri kata dia, memang ada sedikit penurunan tapi tidak terlalu signifikan meskipun ada beberapa anggapan bahwa euro juga akan turut anjlok dengan pemenangan brexit. "Dia (euro) enggak turun banyak, sekitar 1-2% saja," menurutnya.
Namun demikian, dia melihat ini akan berdampak besar kepada ekonomi dimana periode ini disebut juga dengan periode risk off. Semua itu flight to quality. Jadi dana-dana yang ada di dunia bergerak menuju negara yang dinilai aman. Dan yang dijadikan sasaran adalah lebih ke Amerika Serikat dan Jepang. Di negara lain juga terjadi pelemahan," pungkasnya.
Dalam jejak pendapat brexit yang baru saja diumumkan sebesar 51,9% suara mendukung Inggris keluar dari UE, sementara 48,1% lainnya ingin tetap bertahan. Selain pelemahan pounds, rupiah juga terkena efek dengan anjlok ke kisaran level Rp13.400/USD pada sesi siang tadi.
(akr)