5 Fakta Resesi Ekonomi Inggris dan Apa Saja Dampaknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Resesi ekonomi Inggris kini tengah jadi topik yang hangat diperbincangkan. Negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- itu telah tergelincir ke jurang resesi setelah gagal tumbuh positif selama dua kuartal berturut-turut.
Menurut BBC, perekonomian Inggris pada akhir 2023 telah menyusut 0,3% yang berarti lebih rendah dari perkiraan yang dibuat pada bulan Oktober dan Desember tahun lalu setelah mengalami kontraksi pada bulan Juli dan September.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris pada paruh kedua tahun 2023, mengalami kontraksi sebesar 0,3% dalam tiga bulan hingga Desember. Pelemahan ini mengikuti kuartal sebelumnya yang juga menyusut 0,1% antara periode Juli dan September 2023, menurut data resmi.
Inggris dianggap berada dalam resesi jika PDB turun selama dua periode tiga bulanan berturut-turut.
Office for National Statistics (ONS) memperkirakan jika perekonomian Inggris hanya tumbuh sebesar 0,1 % sepanjang tahun 2023.
Jika pandemi Covid-19 dikecualikan, maka angka tersebut jadi pertumbuhan tahunan terlemah Inggris sejak tahun 2009 ketika negara-negara besar tengah terguncang krisis keuangan global.
Angka dari data ekonomi Inggris ini lantas membuat banyak masyarakat mulai tak percaya akan janji Perdana Menteri, Rishi Sunak yang awalnya mengatakan akan memperbaiki krisis ekonomi.
Janji Sunak yang tak kunjung dipenuhi ini lantas membuat posisi Partai Konservatif terancam. Karena dalam survei jajak pendapat terbaru, Partai Buruh sebagai oposisi jauh lebih unggul.
Inggris yang telah jatuh dalam resesi ini berdampak pada sektor kesehatan, ketika munculnya aksi mogok kerja yang dilakukan oleh dokter junior. Selain itu, kehadiran di sekolah juga turun sebesar 1%.
Menurut BMA, Aksi mogok dokter junior di Inggris akan berlangsung mulai pukul 7 pagi pada hari Sabtu 24 Februari hingga akhir Rabu 28 Februari. Ini akan menjadi pemogokan penuh.
Mengingat PDB merupakan ukuran utama dari seluruh aktivitas ekonomi perusahaan, pemerintah, sektor publik, dan individu di suatu negara. Hal tersebut membuat Inggris menjadi negara yang punya kinerja terburuk kedua di antara negara-negara maju.
Data terbaru yang didapat saat ini untuk dampak yang terjadi di Inggris menunjukkan melambatnya pertumbuhan upah dengan banyaknya kenaikan harga.
Sementara itu, angka inflasi telah jatuh lebih rendah ketimbang bulan Januari dengan kemunculan penurunan harga bahan pangan untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Ditambah dengan jumlah konsumsi penduduk terus mengalami penurunan.
Menurut BBC, perekonomian Inggris pada akhir 2023 telah menyusut 0,3% yang berarti lebih rendah dari perkiraan yang dibuat pada bulan Oktober dan Desember tahun lalu setelah mengalami kontraksi pada bulan Juli dan September.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris pada paruh kedua tahun 2023, mengalami kontraksi sebesar 0,3% dalam tiga bulan hingga Desember. Pelemahan ini mengikuti kuartal sebelumnya yang juga menyusut 0,1% antara periode Juli dan September 2023, menurut data resmi.
Inggris dianggap berada dalam resesi jika PDB turun selama dua periode tiga bulanan berturut-turut.
Berikut 5 fakta resesi ekonomi Inggris:
1. Alami Pertumbuhan Ekonomi Terlemah sejak 2009
Office for National Statistics (ONS) memperkirakan jika perekonomian Inggris hanya tumbuh sebesar 0,1 % sepanjang tahun 2023.
Jika pandemi Covid-19 dikecualikan, maka angka tersebut jadi pertumbuhan tahunan terlemah Inggris sejak tahun 2009 ketika negara-negara besar tengah terguncang krisis keuangan global.
2. Rishi Sunak Terancam Jatuh
Angka dari data ekonomi Inggris ini lantas membuat banyak masyarakat mulai tak percaya akan janji Perdana Menteri, Rishi Sunak yang awalnya mengatakan akan memperbaiki krisis ekonomi.
Janji Sunak yang tak kunjung dipenuhi ini lantas membuat posisi Partai Konservatif terancam. Karena dalam survei jajak pendapat terbaru, Partai Buruh sebagai oposisi jauh lebih unggul.
3. Muncul Aksi Mogok Kerja di Sektor Kesehatan
Inggris yang telah jatuh dalam resesi ini berdampak pada sektor kesehatan, ketika munculnya aksi mogok kerja yang dilakukan oleh dokter junior. Selain itu, kehadiran di sekolah juga turun sebesar 1%.
Menurut BMA, Aksi mogok dokter junior di Inggris akan berlangsung mulai pukul 7 pagi pada hari Sabtu 24 Februari hingga akhir Rabu 28 Februari. Ini akan menjadi pemogokan penuh.
4. Inggris jadi Negara dengan Kinerja Terburuk Kedua
Produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi sebesar 0,3% dalam tiga bulan hingga bulan Desember, dan hanya tercatat mengalami pertumbuhan 0,5% pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh 0,6% tahun ini.Mengingat PDB merupakan ukuran utama dari seluruh aktivitas ekonomi perusahaan, pemerintah, sektor publik, dan individu di suatu negara. Hal tersebut membuat Inggris menjadi negara yang punya kinerja terburuk kedua di antara negara-negara maju.
5. Dampak yang Ditimbulkan
Data terbaru yang didapat saat ini untuk dampak yang terjadi di Inggris menunjukkan melambatnya pertumbuhan upah dengan banyaknya kenaikan harga.
Sementara itu, angka inflasi telah jatuh lebih rendah ketimbang bulan Januari dengan kemunculan penurunan harga bahan pangan untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Ditambah dengan jumlah konsumsi penduduk terus mengalami penurunan.
(akr)