Miliarder George Soros Ramal Inggris Menderita Usai Brexit

Minggu, 26 Juni 2016 - 11:37 WIB
Miliarder George Soros Ramal Inggris Menderita Usai Brexit
Miliarder George Soros Ramal Inggris Menderita Usai Brexit
A A A
NEW YORK - Miliarder George Soros memperingatkan keputusan Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) sesuai hasil referendum Brexit yang digelar Kamis lalu bakal membuat rakyat dan ekonomi negeri ratu Elizabeth -julukan Inggris- itu menderita. Bahkan sebelum jejak pendapat digelar, dia mengingatkan Inggris soal krisis keuangan hebat bila keluar dari UE.

"Inggris mungkin tidak relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain dengan meninggalkan Uni Eropa. Ekonomi dan warganya bersiap untuk menderita secara signifikan dalam jangka pendek sampai menengah," ujar George Soros seperti dilansir BBCnews, Minggu (26/6/2016).

Soros pernah mencetak keuntungan besar dalam tragedi ‘Black Wednesday’ pada September 1992, yaitu depresiasi nilai tukar terparah dalam sejarah Inggris akibat aksinya menjual poundsterling sehingga melumpuhkan pertahanan Bank Sentral Inggris. Sebelum referendum, dia memperingatkan akan terjadi kejadian serupa dan meramalkan kemenangan Brexit bakal membuat kejatuhan pounds mencapai 15-20%.

Terbukti setelah jejak pendapat pounds melemah 10% atau terendah dalam 31 tahun terakhir. Skenario terburuk selanjutnya menurut Soros akan terjadi krisis keuangan dan menilai aliansi ekonomi dan politik tersebut sudah terpecah. Dia menambahkan konsekuensi bagi perekonomian akan sebanding dengan krisis keuangan 2007-2008.

"Pasar keuangan di seluruh dunia cenderung masih tetap berada pada kekacauan panjang, akan ada negosiasu rumit proses perceraian politik dan ekonomi dari Uni Eropa. Setelah Brexit, kita semua percaya pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip bahwa Uni Eropa dirancang untuk menjunjung kerja sama guna menyelamatkan (Uni Eropa) dengan rekonstruksi secara menyeluruh," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7980 seconds (0.1#10.140)