AP II Butuh Duit Rp30 Triliun Kembangkan Bandara Soetta
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (AP II) mengaku, butuh dana sekitar Rp30 triliun mengembangkan Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Namun, pada tahap awal tersedia dana Rp10 triliun sampai Rp11 triliun.
"Untuk dana pengembangan Soetta memang menunjukkan angka signifikan, sekitar Rp30 triliun tetapi untuk tahap awal, tahun ini capex kita antara Rp10 triliun-Rp11 triliun," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Sumber pendanaan perseroan didapat dari pinjaman bank, PT SMI dan lainnya. Selain itu, juga penerbitan obligasi dan kas internal perusahaan yang diperkirakan Rp3 triliun.
"Untuk dana internal perusahaan dalam satu tahun kita perkirakan akan dapat Rp3 triliun, dari sindikasi plafonnya Rp4 trilun tetapi kita ambil sementara Rp2 triliun dahulu, dari SMI Rp2 triliun, dan obligasi Rp2 triliun. Jadi kurang lebih totalnya akan kita gunakan Rp10 triliun untuk tahun ini," kata dia.
Obligasi yang akan diterbitkan ini berdasarkan catatan mengalami over subscribe hingga 3,8 kali atau hampir 4 kali. Bunga yang harus dibayar juga tidak terlalu tinggi.
"Jadi, Alhamdulillah kami mendapat suatu kepercayaan dan saya berterima kasih kepada tim APII dalam waktu yang pendek bisa menyelesaikan. Setelah kita oversuscribe dan mendapat harga yang sangat murah yang menurut saya 8,6% untuk lima tahun, di mana sebelumnya kita mendapat rating AAA dari dua penilai yakni Flitch dan Pefindo," pungkasnya.
"Untuk dana pengembangan Soetta memang menunjukkan angka signifikan, sekitar Rp30 triliun tetapi untuk tahap awal, tahun ini capex kita antara Rp10 triliun-Rp11 triliun," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Sumber pendanaan perseroan didapat dari pinjaman bank, PT SMI dan lainnya. Selain itu, juga penerbitan obligasi dan kas internal perusahaan yang diperkirakan Rp3 triliun.
"Untuk dana internal perusahaan dalam satu tahun kita perkirakan akan dapat Rp3 triliun, dari sindikasi plafonnya Rp4 trilun tetapi kita ambil sementara Rp2 triliun dahulu, dari SMI Rp2 triliun, dan obligasi Rp2 triliun. Jadi kurang lebih totalnya akan kita gunakan Rp10 triliun untuk tahun ini," kata dia.
Obligasi yang akan diterbitkan ini berdasarkan catatan mengalami over subscribe hingga 3,8 kali atau hampir 4 kali. Bunga yang harus dibayar juga tidak terlalu tinggi.
"Jadi, Alhamdulillah kami mendapat suatu kepercayaan dan saya berterima kasih kepada tim APII dalam waktu yang pendek bisa menyelesaikan. Setelah kita oversuscribe dan mendapat harga yang sangat murah yang menurut saya 8,6% untuk lima tahun, di mana sebelumnya kita mendapat rating AAA dari dua penilai yakni Flitch dan Pefindo," pungkasnya.
(izz)