HT: Butuh Keberpihakan Untuk Meningkatkan Penggerak Ekonomi

Jum'at, 01 Juli 2016 - 23:33 WIB
HT: Butuh Keberpihakan Untuk Meningkatkan Penggerak Ekonomi
HT: Butuh Keberpihakan Untuk Meningkatkan Penggerak Ekonomi
A A A
TANGERANG - Dibutuhkan keberpihakan kebijakan bagi masyarakat yang belum mapan, agar mereka bisa tumbuh menjadi penggerak perekonomian Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) dalam dialog kebangsaan bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Provinsi Banten.

Agustus mendatang usia kemerdekaan Indonesia menjadi 71 tahun, diusia yang tak lagi muda negara ini belum menggapai cita-cita kemerdekaan para pendiri bangsa terdahulu. Yaitu mewujudkan negara makmur yang bisa mensejahterakan rakyatnya.

HT mengatakan hal tersebut terjadi karena Indonesia terlalu terburu-buru menerapkan pasar bebas. Padahal mayoritas masyarakat Indonesia belum siap. “Kita harus menjaga kedaulatan kita, masyarakat kita belum siap diadu di pasar bebas, kerena tingkat kesejahteraan dan pendidikannya masih ketinggalan,” tegas HT, Jumat (1/7/2016).

Pasar bebas, menurut HT hanya akan menguntungkan masyarakat mapan yang lebih siap baik secara jaringan, modal, pengalaman, pendidikan. Sementara masyarakat belum mapan yang belum siap bersaing akan semakin teringgal. Akibatnya penggerak ekonomi Indonesia terbatas yaitu kalangan mapan, di sisi lain kesenjangan kian melebar.

Sebagai gambaran, dari 250 juta penduduk Indonesia yang berkontribusi terhadap pajak hanya mencapai satu juta lebih. Padahal pajak adalah sumber pendanaan utama untuk pembangunan.

Untuk mengubah itu, harus ada kebijakan yang berpihak pada masyarakat yang belum mapan. “Kita harus membangun masyarakat yang belum mapan, membangun dari yang kurang produktif menjadi produktif. Supaya mereka naik kelas, sehingga mereka jadi kelompok yang ikut membangun Indonesia. Agar Indonesia lebih cepat menjadi negara maju," lanjutnya.

Dalam buka puasa bersama PCNU tersebut HT menrinci perlakuan khusus yang dimaksud. Sebagai contoh perlakuan khusus bagi para petani yaitu memberikan akses modal murah agar mereka tak bergantung pada pengijon. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka agar lebih produktif. Dan proteksi bagi mereka dari serbuan impor. Caranya dengan menutup keran impor ketika panen tiba. Dengan begitu petani bisa menjual hasil panennya dengan harga yang lebih baik.

Di sisi lain, dengan kesejahteraan petani yang lebih baik swasembada pangan juga bisa terwujud. “Jumlah penduduk kita terus bertumbuh, kebutuhan pangan meningkat, di sisi lain produksi pangan semakin menurun. Kita harus membangun kesejahteraan petani kita, agar kita bisa berswasembada pangan,” ujarnya.

Hary menambahkan, dia bersama kawan-kawan membangun Partai Perindo dengan tujuan untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju. Dengan mengusung ekonomi kerakyatan dia yakin akan mempercepat negara ini untuk memakmurkan masyarakatnya.

Selain itu Ia mengatakan untuk mengubah Indonesia harus dilakukan bersama-sama. Itu kenapa dia juga aktif memberikan kuliah umum memberikan wawasan kebangsaan pada generasi muda dari Aceh hingga Papua. "Tujuan saya satu, saya hanya ingin lihat Indonesia cepat maju, saya ingin lihat rakyat Indonesia cepat makmur," pungkasnya.

Tampak hadir dalam acara silaturahmi tersebut Ketua PCNU Kota Tangerang KH Bunyamin, Ketua PCNU Pandeglang Uhi Parohi, Ketua PCNU Tangsel KH Muhammad Thohir, Ketua PCNU Cilegon KH Hifdullah, Ketua PCNU Kabupaten Serang KH Kholil, Sekretaris PCNU Kabupaten Serang KH Muhidin, Penasihat NU Kabupaten Serang Baidlowi, Sekretaris PCNU Lebak KH Hasan Abdullah, Khatib Suriah PCNU Lebak KH Bunyati dan sejumlah pengurus lainnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8590 seconds (0.1#10.140)