IMF Sebut Brexit Seret Pertumbuhan Ekonomi Zona Euro

Senin, 11 Juli 2016 - 09:54 WIB
IMF Sebut Brexit Seret...
IMF Sebut Brexit Seret Pertumbuhan Ekonomi Zona Euro
A A A
LONDON - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi zona euro akan terseret turun, terimbas keputusan Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) atau yang dikenal dengan sebutan Brexit. Diprediksi pertumbuhan zona euro tahun depan turun menjadi hanya 1,4%, dibandingkan proyeksi tahun ini sebesar 1,6%.

Dilansir BBCnews sebelum referendum Brexit, IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi 1,7% untuk tahun kedua. IMF juga merevisi perkiraan pertumbuhan pada 2018 menjadi 1,6% dari 1,7%. IMF mengatakan prospek pertumbuhan jangka menengah pada blok yang beranggotakan 19 negera cenderung mendatar seiring tingginya tingkat pengangguran dan utang pemerintah dan swast

Deputi Direktur Departemen Eropa IMF Mahmood Pradhan mengatakan outlook dapat memburuk jika negosiasi perpisahan antara Inggris dan UE berlarut-larut, hingga berimbas pertumbuhan zona euro bisa semakin lambat. ”Jika upaya menghindari risiko (akibat keluarnya Inggris) berkepanjangan, dampak terhadap pertumbuhan bisa semakin besar. Di titik ini masih sulit menentukan berapa lama periode itu berlangsung,” ujar Pradhan.

(Baca Juga: Kepercayaan Konsumen Inggris Jatuh ke Level Terburuk dalam 21 Tahun)

Dia menekankan skenario proyeksi pertumbuhan 1,4% pada 2017 itu dengan mengasumsikan negosiasi berlangsung cepat dan tetap mempertahankan akses bebas tarif bagi Inggris ke pasar bersama Uni Eropa atau single market. Namun jika Inggris memutuskan tidak menjaga hubungan baik dengan UE dan memilih mengandalkan organisasi perdagangan dunia, maka berpotensi menimbulkan gangguan besar.

Pradhan menambahkan masih sangat awal untuk memiliki keyakinan tentang akhirnya dari hubungan antara Inggris dan EU. Dalam jangka menengah, tantangan seperti pengangguran yang tinggi dan kelemahan struktural di kawasan euro akan terus mengganggu pertumbuhan terang IMF. "Sebagai akibatnya, pertumbuhan lima tahun ke depan diharapkan menjadi sekitar 1,5%, dengan inflasi mencapai hanya 1,7%," kata laporan itu.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9004 seconds (0.1#10.140)