Harga Minyak Dunia Mixed Saat Ekspor Irak Meningkat
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah berjangka tercatat bergerak mixed pada awal perdagangan di Asia, akhir pekan ini setelah sempat melemah pada sesi sebelumnya. Laporan data persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang kian bertambah, menimbulkan kekhawatiran kelebihan pasokan global.
Sementara itu ekspor minyak mentah Irak terus meningkat saat harga minyak dunia masih dalam tren negatif. Dilansir Reuters, Jumat (22/7/2016) harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan sebesar 2 sen menjadi USD44,73 per barel pada pukul 01.36 GMT. Pada hari sebelumnya kontrak minyak jatuh 2,2%.
Di sisi lain minyak mentah Brent menguat hingga 5 sen pada posisi USD46,25 per barel. Patokan minyak global ditutup berkurang 97 sen atau 2,1% lebih rendah dibandingkan, Kamis kemarin. Kondisi ini membuat Brent masih berada dalam jalur penurunan mencapai sekitar 3% sepanjang pekan ini.
Pergerakan variatif harga minyak global sepertinya tidak mempengaruhi ekspor minyak Irak yang terus naik pada Juli, berdasarkan data dan sumber industri OPEC. Produsen minyak terbesar kedua itu kembali ke jalur positif setelah dua bulan menyusut.
Irak pada 2015 lalu menjadi negara dengan kenaikan pasokan paling besar menurut OPEC. Tapi tahun ini pertumbuhan mereka melambat karena faktor masalah teknis dan pemeliharaan. Sedangkan pejabat Irak mengatakan secara musiman konsumsi domestik yang lebih tinggi telah menahan volume yang tersedia untuk ekspor.
Ekspor dari Selatan Irak dalam 21 hari pertama bulan Juli memiliki rata-rata 3,28 juta barel per hari (bpd), ini meningkat dibandingkan Juni sebesar 3.18 juta bpd. Tahun ini Iran juga membayangi peningkatan pasokan setelah dicabutnya sanksi Barat.
Sementara produksi AS telah jatuh, persediaan minyak mentah berada di posisi 519.5 juta barel untuk tahun ini, jelas EIA pada awal pekan ini. Secara total minyak mentah AS dan stok produk minyak naik 2,62 juta barel.
Sementara itu ekspor minyak mentah Irak terus meningkat saat harga minyak dunia masih dalam tren negatif. Dilansir Reuters, Jumat (22/7/2016) harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan sebesar 2 sen menjadi USD44,73 per barel pada pukul 01.36 GMT. Pada hari sebelumnya kontrak minyak jatuh 2,2%.
Di sisi lain minyak mentah Brent menguat hingga 5 sen pada posisi USD46,25 per barel. Patokan minyak global ditutup berkurang 97 sen atau 2,1% lebih rendah dibandingkan, Kamis kemarin. Kondisi ini membuat Brent masih berada dalam jalur penurunan mencapai sekitar 3% sepanjang pekan ini.
Pergerakan variatif harga minyak global sepertinya tidak mempengaruhi ekspor minyak Irak yang terus naik pada Juli, berdasarkan data dan sumber industri OPEC. Produsen minyak terbesar kedua itu kembali ke jalur positif setelah dua bulan menyusut.
Irak pada 2015 lalu menjadi negara dengan kenaikan pasokan paling besar menurut OPEC. Tapi tahun ini pertumbuhan mereka melambat karena faktor masalah teknis dan pemeliharaan. Sedangkan pejabat Irak mengatakan secara musiman konsumsi domestik yang lebih tinggi telah menahan volume yang tersedia untuk ekspor.
Ekspor dari Selatan Irak dalam 21 hari pertama bulan Juli memiliki rata-rata 3,28 juta barel per hari (bpd), ini meningkat dibandingkan Juni sebesar 3.18 juta bpd. Tahun ini Iran juga membayangi peningkatan pasokan setelah dicabutnya sanksi Barat.
Sementara produksi AS telah jatuh, persediaan minyak mentah berada di posisi 519.5 juta barel untuk tahun ini, jelas EIA pada awal pekan ini. Secara total minyak mentah AS dan stok produk minyak naik 2,62 juta barel.
(akr)