HT: Ekonomi Melambat Siap-siap NPL Perbankan Naik
A
A
A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menyatakan, kondisi ekonomi nasional yang sedang melambat bisa membuat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan naik. Sebab, banyak perusahaan mengalami penurunan pendapatan usaha.
HT menjelaskan, kondisi usaha di luar Pulau Jawa mayoritas mengalami tekanan akibat melemahnya ekonomi. Terutama mereka yang berbasis komoditas seperti tambang dan perkebunan.
"Saya kalau ke luar pulau hampir semua bisnis turun karena berbasis komoditas tambang, perkebunan Kita merasa ekonomi ini agak sedikit melambat, saya percaya itu, bagaimana hadapi itu? Kalau kita hadapi situasi begini, siap-siap NPL naik," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut HT, ekonomi ke depan juga masih akan berat untuk dilalui karena Indonesia tidak lagi punya basis ekonomi yang jadi andalan. Tidak seperti era 1970-an saat minyak menjadi primadona ekspor.
"Saya lihat ekonomi ke depan agak berat, kita enggak punya basis ekonomi solid. 1970-an solid di minyak, kita ekspor tapi karena kebutuhan meningkat, kita sekarang jadi impor," katanya.
Selanjutnya, kata HT, periode 1980-1990 juga masih jadi masa keemasan Indonesia dengan industri manufaktur. Namun, industri pendidikan dan infrastruktur lupa dikembangkan.
"1980-1990an kita kuat industri manufaktur. Industri pendidikan dan infrastruktur lupa dikembangkan sehingga kita disalip, banyak generasi muda yg tidak diarahkan. Awal 2000-an komoditas naik luar biasa sampai 4 tahun lalu, sekarang minyak, industri, komoditas bukan kekuatan kita lagi," pungkasnya.
HT menjelaskan, kondisi usaha di luar Pulau Jawa mayoritas mengalami tekanan akibat melemahnya ekonomi. Terutama mereka yang berbasis komoditas seperti tambang dan perkebunan.
"Saya kalau ke luar pulau hampir semua bisnis turun karena berbasis komoditas tambang, perkebunan Kita merasa ekonomi ini agak sedikit melambat, saya percaya itu, bagaimana hadapi itu? Kalau kita hadapi situasi begini, siap-siap NPL naik," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut HT, ekonomi ke depan juga masih akan berat untuk dilalui karena Indonesia tidak lagi punya basis ekonomi yang jadi andalan. Tidak seperti era 1970-an saat minyak menjadi primadona ekspor.
"Saya lihat ekonomi ke depan agak berat, kita enggak punya basis ekonomi solid. 1970-an solid di minyak, kita ekspor tapi karena kebutuhan meningkat, kita sekarang jadi impor," katanya.
Selanjutnya, kata HT, periode 1980-1990 juga masih jadi masa keemasan Indonesia dengan industri manufaktur. Namun, industri pendidikan dan infrastruktur lupa dikembangkan.
"1980-1990an kita kuat industri manufaktur. Industri pendidikan dan infrastruktur lupa dikembangkan sehingga kita disalip, banyak generasi muda yg tidak diarahkan. Awal 2000-an komoditas naik luar biasa sampai 4 tahun lalu, sekarang minyak, industri, komoditas bukan kekuatan kita lagi," pungkasnya.
(dmd)