Dharma Satya Nusantara Bukukan Penjualan Rp1,86 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,86 triliun pada semester I 2016 atau turun sekitar 17,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya produksi CPO Perseroan sebagai dampak lanjutan El Nino yang terjadi belum lama ini.
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan dalam enam bulan pertama tahun ini hanya mencapai 507,3 ribu ton, turun sebesar 24,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 674,3 ribu ton akibat adanya musim kering yang berdampak pada turunnya produktivitas TBS.
"Akibatnya, produksi CPO Perseroan pada semester I 2016 mengalami penurunan sebesar 17,9% menjadi 147,8 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu yang mencapai 180,1 ribu ton," kata Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo dalam siaran pers, Sabtu (30/7/2016).
Dia mengatakan dampak El Nino yang mulai terjadi pada tahun 2015 masih memberikan pengaruh pada produktivitas perkebunan Perseroan hingga kuartal I dan kuartal II pada tahun ini.
Hal ini juga dialami oleh sebagian perkebunan kelapa sawit nasional lainnya, sehingga ikut mempengaruhi kinerja operasional maupun finansial Perseroan pada semester pertama tahun ini.
“Sampai dengan Juni tahun ini, harga jual rata-rata CPO Perseroan masih lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, turunnya produksi CPO Perseroan yang dan belum membaiknya kinerja industri produk kayu ikut memberikan dampak yang kurang memuaskan pada kinerja finansial Perseroan,” papar dia.
Harga rata-rata CPO Perseroan pada Januari-Juni 2016 mencapai Rp7,10 juta per ton, turun sekitar 5,5% dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada Januari-Juni 2015 yang mencapai Rp7,51 juta per ton. Meski demikian, dalam dua bulan terakhir, harga jual rata-rata CPO Perseroan sudah mulai mengalami peningkatan.
Pada bulan Maret 2016, harga jual rata-rata CPO Perseroan naik mejadi Rp8,19 juta per ton dibandingkan dengan ASP pada bulan Maret 2015 yang mencapai Rp7,16 juta ton.
Pada bulan Juni 2016, harga rata-rata CPO Perseroan terus meningkat menjadi Rp8,23 juta per ton dibandingkan Rp7,33 juta per ton di bulan Juni 2015. Sampai dengan Juni 2016, Perseroan berhasil meningkatkan tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extraction Rate/OER) menjadi 24,24% dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu yang mencapai 22,83%.
Berdasarkan segmen usaha Perseroan, untuk industri kelapa sawit, pada semester I tahun ini Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,32 triliun atau turun sekitar 12,5% dibandingkan semester I tahun lalu.
"Sedangkan penjualan bersih industri kayu turun sebesar 27,1% menjadi Rp535,0 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ungkap dia.
Pada semester I tahun ini, volume penjualan produk panel turun sebesar 47,0% menjadi 56,37 ribu m3, sementara harga jual rata-rata panel naik 3,5% menjadi Rp4,72 juta per m3.
Volume penjualan engineered door naik 7,0% menjadi 28,8 ribu unit, namun harga jual rata-ratanya turun sebesar 30,6% menjadi Rp1,02 juta per m2. Sedangkan volume penjualan engineered floor naik 20,1% menjadi 621,0 m2l, namun harga jual rata-ratanya turun 4,3% menjadi Rp390 ribu per m2.
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan dalam enam bulan pertama tahun ini hanya mencapai 507,3 ribu ton, turun sebesar 24,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 674,3 ribu ton akibat adanya musim kering yang berdampak pada turunnya produktivitas TBS.
"Akibatnya, produksi CPO Perseroan pada semester I 2016 mengalami penurunan sebesar 17,9% menjadi 147,8 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu yang mencapai 180,1 ribu ton," kata Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo dalam siaran pers, Sabtu (30/7/2016).
Dia mengatakan dampak El Nino yang mulai terjadi pada tahun 2015 masih memberikan pengaruh pada produktivitas perkebunan Perseroan hingga kuartal I dan kuartal II pada tahun ini.
Hal ini juga dialami oleh sebagian perkebunan kelapa sawit nasional lainnya, sehingga ikut mempengaruhi kinerja operasional maupun finansial Perseroan pada semester pertama tahun ini.
“Sampai dengan Juni tahun ini, harga jual rata-rata CPO Perseroan masih lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, turunnya produksi CPO Perseroan yang dan belum membaiknya kinerja industri produk kayu ikut memberikan dampak yang kurang memuaskan pada kinerja finansial Perseroan,” papar dia.
Harga rata-rata CPO Perseroan pada Januari-Juni 2016 mencapai Rp7,10 juta per ton, turun sekitar 5,5% dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada Januari-Juni 2015 yang mencapai Rp7,51 juta per ton. Meski demikian, dalam dua bulan terakhir, harga jual rata-rata CPO Perseroan sudah mulai mengalami peningkatan.
Pada bulan Maret 2016, harga jual rata-rata CPO Perseroan naik mejadi Rp8,19 juta per ton dibandingkan dengan ASP pada bulan Maret 2015 yang mencapai Rp7,16 juta ton.
Pada bulan Juni 2016, harga rata-rata CPO Perseroan terus meningkat menjadi Rp8,23 juta per ton dibandingkan Rp7,33 juta per ton di bulan Juni 2015. Sampai dengan Juni 2016, Perseroan berhasil meningkatkan tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extraction Rate/OER) menjadi 24,24% dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu yang mencapai 22,83%.
Berdasarkan segmen usaha Perseroan, untuk industri kelapa sawit, pada semester I tahun ini Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,32 triliun atau turun sekitar 12,5% dibandingkan semester I tahun lalu.
"Sedangkan penjualan bersih industri kayu turun sebesar 27,1% menjadi Rp535,0 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ungkap dia.
Pada semester I tahun ini, volume penjualan produk panel turun sebesar 47,0% menjadi 56,37 ribu m3, sementara harga jual rata-rata panel naik 3,5% menjadi Rp4,72 juta per m3.
Volume penjualan engineered door naik 7,0% menjadi 28,8 ribu unit, namun harga jual rata-ratanya turun sebesar 30,6% menjadi Rp1,02 juta per m2. Sedangkan volume penjualan engineered floor naik 20,1% menjadi 621,0 m2l, namun harga jual rata-ratanya turun 4,3% menjadi Rp390 ribu per m2.
(ven)