Kinerja Positif, DSNG Tak Terdampak Sentimen Geopolitik

Rabu, 16 Maret 2022 - 13:58 WIB
loading...
Kinerja Positif, DSNG Tak Terdampak Sentimen Geopolitik
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo dalam MNC Group Investor Forum 2022, Rabu (16/3/2022). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) memastikan konflik Rusia dan Ukraina yang berdampak pada harga sektor komoditas tak memengaruhi performa perseroan.

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, krisis geopolitik memang membuat pasokan minyak menjadi lebih ketat karena Rusia dan Ukraina turut menjadi pemasok minyak dunia. Namun, sejauh ini hal itu belum berpengaruh pada kinerja DSNG. Andrianto menilai pengaruh mungkin baru akan tampak dalam beberapa pekan ke depan.



"Sebagai produsen CPO di Indonesia, kami melihat dukungan dari harga CPO, karena hingga hari ini semua tentang minyak nabati di permintaan dan pasokan global," ujar Andrianto dalam MNC Group Investor Forum 2022, Rabu (16/3/2022).

Dia menambahkan, perusahaan tidak menjual produknya ke pasar Rusia atau pun Ukraina. Produk CPO perusahaan menurutnya semua diekspor ke Jepang dan juga ke Amerika Serikat (AS).

Adapun DSNG membukukan laba tahun 2021 sebesar Rp740 miliar, melonjak 55% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendorong utamanya adalah peningkatan kinerja yang signifikan dalam segmen usaha produk kayu dan naiknya harga jual CPO.

Sepanjang tahun 2021, segmen produk kayu DSNG terus menunjukkan kinerja yang positif, baik volume penjualan maupun harga jual rata-rata. Volume penjualan panel melonjak 27% menjadi 109.000 m3 seiring dengan meningkatnya permintaan dari Jepang, yang diikuti oleh kenaikan harga jual sebesar 5%.



Lebih lanjut, pulihnya pasar Amerika Serikat dan Kanada ikut mendorong peningkatan volume penjualan engineered flooring sebesar 15% menjadi 1.137.000 m2, dengan harga jual yang lebih tinggi sekitar 7%.

Sementara itu, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp5,8 triliun, atau naik 2% dibandingkan tahun lalu.

Peningkatan pendapatan segmen ini lebih kecil dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 13% menjadi Rp9,2 juta per ton karena tergerus oleh penurunan volume penjualan CPO sebesar 15% menjadi 545.000 ton.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1235 seconds (0.1#10.140)