Jokowi: Dunia Sekarang Berebut Arus Uang Masuk
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menggelorakan kampanye program pengampunan pajak (tax amnesty) kepada seluruh masyarakat dan pengusaha di Indonesia. Pasalnya, saat ini seluruh negara sedang berebut agar arus uang dapat masuk ke negaranya. Dan tax amnesty menjadi salah satu instrumen yang digunakan Indonesia agar arus uang tersebut masuk.
Dia mengatakan, seluruh negara tengah menghadapi kondisi ekonomi global yang masih belum menentu. Begitupun Indonesia, gejolak ekonomi global turut menghantam pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Dunia usaha yang paling merasakan (dampak gejolak ekonomi global). Rakyat juga ikut merasakan," katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Menurutnya, negara-negara di dunia tengah berlomba mengeluarkan kebijakan yang mampu menarik arus modal dan investasi. Indonesia sendiri, meskipun telah mengeluarkan 12 paket kebijakan ekonomi, namun tetap saja masih diperlukan instrumen lain agar arus modal dapat semakin besar. (Baca: Stiglitz Sebut Apple Melakukan Kecurangan Pajak)
"Karena yang paling penting sekarang ini memang dua hal, arus uang dan investasi masuk. Padahal kita semua tau bahwa negara kita ini uangnya banyak tapi ada yang disembunyikan di bawah bantal, di bawah kasur, ada yang disimpan di luar. Makanya kita berikan UU amnesti pajak," imbuh dia.
Data dari Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa dana warga negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri mencapai Rp11 triliun. Bahkan, Jokowi mengaku memiliki data yang jauh lebih besar dari data Kementerian Keuangan.
Berapa pun banyaknya dana WNI yang ada di luar negeri, tambah mantan Walikota Solo ini, yang terpenting adalah bagaimana agar uang tersebut bisa dibawa kembali ke Tanah Air. Sebab, dana tersebut sangat berarti untuk memajukan perekonomian Indonesia.
"Keinginan kita sekarang ini marilah kita bawa uang itu untuk bisa bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan negara kita. Karena kita hidup di Indonesia, makan di Indonesia, bertempat tinggal di Indonesia, mencari rezeki di Indonesia," tandasnya.
Dia mengatakan, seluruh negara tengah menghadapi kondisi ekonomi global yang masih belum menentu. Begitupun Indonesia, gejolak ekonomi global turut menghantam pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Dunia usaha yang paling merasakan (dampak gejolak ekonomi global). Rakyat juga ikut merasakan," katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Menurutnya, negara-negara di dunia tengah berlomba mengeluarkan kebijakan yang mampu menarik arus modal dan investasi. Indonesia sendiri, meskipun telah mengeluarkan 12 paket kebijakan ekonomi, namun tetap saja masih diperlukan instrumen lain agar arus modal dapat semakin besar. (Baca: Stiglitz Sebut Apple Melakukan Kecurangan Pajak)
"Karena yang paling penting sekarang ini memang dua hal, arus uang dan investasi masuk. Padahal kita semua tau bahwa negara kita ini uangnya banyak tapi ada yang disembunyikan di bawah bantal, di bawah kasur, ada yang disimpan di luar. Makanya kita berikan UU amnesti pajak," imbuh dia.
Data dari Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa dana warga negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri mencapai Rp11 triliun. Bahkan, Jokowi mengaku memiliki data yang jauh lebih besar dari data Kementerian Keuangan.
Berapa pun banyaknya dana WNI yang ada di luar negeri, tambah mantan Walikota Solo ini, yang terpenting adalah bagaimana agar uang tersebut bisa dibawa kembali ke Tanah Air. Sebab, dana tersebut sangat berarti untuk memajukan perekonomian Indonesia.
"Keinginan kita sekarang ini marilah kita bawa uang itu untuk bisa bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan negara kita. Karena kita hidup di Indonesia, makan di Indonesia, bertempat tinggal di Indonesia, mencari rezeki di Indonesia," tandasnya.
(ven)