Ekspor-Impor Turun, Neraca Perdagangan RI Juli Surplus USD598 M

Senin, 15 Agustus 2016 - 12:44 WIB
Ekspor-Impor Turun,...
Ekspor-Impor Turun, Neraca Perdagangan RI Juli Surplus USD598 M
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 surplus USD598,3 juta dengan total ekspor Rp9,51 miliar dan impor USD8,92 miliar. Secara month to month (mtom) angka ekspor dan impor mengalami penurunan.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, untuk ekspor secara bulanan, terjadi penurunan jika dibanding Juni 2016 yakni 26,67%. Suryamin menjelaskan, terjadi penurunan di dua komoditi yakni migas yang turun 15,89% dari USD1,19 miliar ke USD1 miliar.

Sementara, nonmigas turun 27,75% dari USD11,79 miliar ke USD8,52 miliar. "Secara month to month kita turun dan secara year kita juga turun 17,02% atau USD11,4 miliar," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (15/8/2016).

Untuk total ekspor Januari-Juli 2016 tercatat sebesar USD79,08 miliar atau turun 12,02% secar (YoY), dan untuk ekspor nonmigas Januari-Juli sebesar USD71,58 miliar atau turun 8,78% (YoY). Untuk share terbesar yakni lemak dan minyak hewan nabati sebesar USD9,14 miliar dan bahan bakar mineral USD7,57 miliar.

Tiga negara pangsa ekspor terbesar Indonesia, yang pertama Amerika Serikat dengan total ekspor USD8,87 miliar atau 12,39%. Jepang USD7,25 miliar atau 10,13% dan Tiongkok USD7,01 miliar atau 9,79%.

"Ekspor nommigas ke ASEAN mencapai USD15,67 miliar atau 21,88% dan ekspor nonmigas ke Uni Eropa USD7,99 miliar atau 11,16%," kata Suryamin.

Di sisi lain, impor secara bulanan juga menurun 26,28% jika dibanding Juni 2016. Penurunan ini terjadi pada dua komoditas yakni, migas turun 16,84% dari USD1,77 miliar ke USD1,47 miliar dan nonmigas turun USD10,32 miliar ke USD7,44 miliar atau 27,91%.

Total impor Januari-Juli 2016 mencapai USD74,91 miliar atau turun 10,85% (YoY) dan impor nonmigas Januari-Juali 2016 USD64,74 miliar, turun sebar 5,69% (yoy). Untuk share terbesar impor yakni mesin dan peralatan mekanik sebesar USD11,96 miliar dan mesin serta peralatan listrik mencapai USD8,32 miliar.

"Untuk pangsa impor terbesar, pertama Tiongkok USD16,75 miliar atau 25,87% , Jepang USD7,18 miliar atau 11,09% dan Thailand USD5,11 miliar atau 7,89%. Untuk impor nonmigas dari ASEAN yakni USD14,30 miliar dan dari Uni Eropa sebesar USD6,04 miliar atau 9,33%," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9026 seconds (0.1#10.140)