Harga Minyak Jatuh di Tengah Keraguan Produsen

Rabu, 17 Agustus 2016 - 10:03 WIB
Harga Minyak Jatuh di...
Harga Minyak Jatuh di Tengah Keraguan Produsen
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia jatuh dari posisi tertinggi dalam lima pekan pada awal perdagangan hari ini, ketika para analis meragukan para produsen minyak akan mencapai kata sepakat dalam pembicaraan terkait upaya pembekuan pasokan. Tercatat harga minyak Brent pada perdagangan hari ini berada di level USD48,85 per barel pada pukul 00.18 GMT, atau turun 38 sen dari posisi terakhir

Dilansir Reuters, Rabu (17/8/2016) meskipun cenderung mendatar, namun harga minyak masih lebih tinggi sebesar 17% sejak awal Agustus dan tetap tidak terlalu jauh dari posisi tertinggi lima pekan di level USD49,36 per barel yang dicapai pada hari sebelumnya. Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD46,30 per barel, turun 28 sen dari sesi terakhir namun masih naik sekitar 18% dari awal Agustus.

Para pelaku pasar mengatakan akan mengambil keuntungan dari reli di tengah keraguan pertemuan para produsen untuk mengekang pasokan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menghidupkan kembali pembicaraan terkait pembatasan produksi minyak ketika Arab Saudi berkeinginan untuk harga yang lebih tinggi.

"Rumor di sekitar produsen bahwa kesepkatan telah terjalin di dorong oleh komentar dari Menteri Minyak Arab Saudi untuk memungkinkan harga minyak kembali naik. Mengingat rekan jejak suram terkait pembicaraan para produsen. Kami tidak yakin pembekuan akhirnya capai sepakat, meski ini kebijakan dalam produksi akan membantu mengembalikan keseimbangan pasar minyak," ucap Bank BNP Paribas.

OPEC terakhir lagi menggelar pertemuan bersama dengan produsen utama lainnya seperti Rusia pada April untuk membahas cara mengurangi produksi. Tapi sayang pembicaraan gagal kerena perselisihan yang terjadi terutama antara rival OPEC, Arab Saudi dan Iran. Pada Juni, OPEC juga sempat menggelar pertemuan yang juga berakhir gegal mencapai kata sepakat untuk membatasi produksi saat telah mencapai rekor baru untuk membanjiri pasar Internasional.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)