KKP Dorong 300 Kontraktor Migas Gunakan Teknologi Kelautan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mempertemukan 300 perusahaan/korporasi pelaksana Kontrak Kerja Kerja Sama (KKKS) dibawah SKK Migas.
Hal tersebut sebagai upaya mendorong pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi kelautan dan perikanan di wilayah eksplorasi migas.
Kepala Balitbang KKP Zulficar Mochtar menuturkan, pengembangan dan penelitian teknologi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu indikator penting untuk mendorong terciptanya perikanan ramah lingkungan, bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama untuk memasuki pasar internasional.
Selain itu, keberadaan alat tangkap dan operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan di sekitar wilayah eksplorasi migas, sering memicu gesekan horizontal antara nelayan dan pelaksana eksplorasi.
"Melalui forum ini, diharapkan stakeholder maupun pemangku kepentingan mampu menjalankan fungsi proses difusi, adopsi dan penerapan langsung hasil karya peneliti dan inovator kelautan dan perikanan yang nilai kemanfaatannya dapat dirasakan instansi pemerintah dan korporasi," kata dia di Gedung KKP, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Selain itu, pertemuan ini juga dalam rangka membangun sinergi yang terkait dengan pembangunan KKP serta Corporate Social Responsibility (CSR) para kontraktor migas. Apalagi, banyak kontraktor migas yang berada di wilayah pesisir dan pulau terluar.
"Inisiatif SKK Migas ini tentu sangat strategis, ada yang bergerak di bidang pengembangan ekonomi, penyelamatan terumbu karang, inisiatif kelembagaan nelayan. Tentu sangat strategis apabila disinergikan dengan inovasi dan teknologi di Balitbang," imbuh dia.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dalam Forum Mitra untuk Pengguna Teknologi Perikanan. Nantinya, produk teknologi perikanan diharapkan dapat diadopsi para KKKS.
"Tindaklanjutnya, kita akan rumuskan langkah strategis, kesepahaman area spesifik kerja. Kita tidak akan langsung ambisius, kami akan bekerja realistis dengan saling bersinergi. Akan jadi barometer awal kita. Harapan kita bisa dimulai tahun ini dan di agendakan hingga beberapa tahun ke depan," tandasnya.
Hal tersebut sebagai upaya mendorong pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi kelautan dan perikanan di wilayah eksplorasi migas.
Kepala Balitbang KKP Zulficar Mochtar menuturkan, pengembangan dan penelitian teknologi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu indikator penting untuk mendorong terciptanya perikanan ramah lingkungan, bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama untuk memasuki pasar internasional.
Selain itu, keberadaan alat tangkap dan operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan di sekitar wilayah eksplorasi migas, sering memicu gesekan horizontal antara nelayan dan pelaksana eksplorasi.
"Melalui forum ini, diharapkan stakeholder maupun pemangku kepentingan mampu menjalankan fungsi proses difusi, adopsi dan penerapan langsung hasil karya peneliti dan inovator kelautan dan perikanan yang nilai kemanfaatannya dapat dirasakan instansi pemerintah dan korporasi," kata dia di Gedung KKP, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Selain itu, pertemuan ini juga dalam rangka membangun sinergi yang terkait dengan pembangunan KKP serta Corporate Social Responsibility (CSR) para kontraktor migas. Apalagi, banyak kontraktor migas yang berada di wilayah pesisir dan pulau terluar.
"Inisiatif SKK Migas ini tentu sangat strategis, ada yang bergerak di bidang pengembangan ekonomi, penyelamatan terumbu karang, inisiatif kelembagaan nelayan. Tentu sangat strategis apabila disinergikan dengan inovasi dan teknologi di Balitbang," imbuh dia.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dalam Forum Mitra untuk Pengguna Teknologi Perikanan. Nantinya, produk teknologi perikanan diharapkan dapat diadopsi para KKKS.
"Tindaklanjutnya, kita akan rumuskan langkah strategis, kesepahaman area spesifik kerja. Kita tidak akan langsung ambisius, kami akan bekerja realistis dengan saling bersinergi. Akan jadi barometer awal kita. Harapan kita bisa dimulai tahun ini dan di agendakan hingga beberapa tahun ke depan," tandasnya.
(izz)