Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Kerja Sama Arab Saudi-Rusia

Selasa, 06 September 2016 - 08:02 WIB
Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Kerja Sama Arab Saudi-Rusia
Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Kerja Sama Arab Saudi-Rusia
A A A
LONDON - Minyak mentah dunia kembali naik setelah produsen Rusia dan Arab Saudi menegaskan bahwa mereka telah sepakat untuk bekerja sama dalam menstabilkan pasar minyak, termasuk membatasi produksi.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/9/2016), harga minyak mentah brent untuk pengiriman November naik 44 sen per barel ke level USD47,27 per barel. Sebelumnya sempai mencapai sesi tinggi ke level USD49,40 dalam mengantisipasi kesepakatan Rusia-Arab.

Sementara, harga minyak Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Oktober juga tercatat naik hingga 60 sen menjadi USD45,04 per barel, setelah mencapai level tinggi di posisi USD46,53 per barel.

Arab Saudi dan Rusia mengatakan di sela-sela KTT G20 di China bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan untuk mendirikan sebuah gugus tugas untuk meninjau fundamental pasar minyak dan merekomendasikan langkah-langkah dan tindakan yang akan mengamankan stabilitas pasar.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, kedua negara bergerak ke kemitraan energi strategis dan tingkat kepercayaan yang tinggi akan memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan global.

Di samping itu, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada saluran televisi berbasis UEA bahwa dia optimistis tentang kerja sama dengan produsen lain menjelang pertemuan pada bulan ini di Algiers, bahwa pembekuan produksi bukan satu-satunya solusi.

Wakil putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman mengatakan yang sama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT bahwa kerja sama antara kedua negara akan membawa manfaat untuk pasar minyak global.

"Intervensi verbal itu lagi diperlukan untuk memicu pemulihan menuju harga minyak ke level USD50 per barel," kata ekonom senior ABN Amro Hans van Cleef.

"Setelah itu semua, jika harga tetap terlalu rendah menjelang (Algiers) pertemuan, ada risiko bahwa di beberapa titik Rusia dan Arab Saudi benar-benar perlu untuk bertindak. Itu mungkin akan menjadi hal terakhir yang mereka inginkan selama Iran meningkatkan produksi," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7008 seconds (0.1#10.140)