China Borong 6.810 Pesawat Boeing Senilai USD1,02 Triliun
A
A
A
BEIJING - Ambisi China menjadi raksasa ekonomi dunia tampaknya bukan sekadar jargon. Di industri penerbangan, setelah bekerja sama dengan Ukraina membangun pesawat komersial terbesar di dunia, Antonov-225 Mriya, perusahaan penerbangan China ingin menggemukkan armadanya.
Melansir CNBC, Selasa (13/9/2016) Air China berencana membeli 6.810 unit pesawat Boeing senilai USD1,025 triliun dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Dalam pernyataannya, Boeing mengatakan langkah Air China memperluas armadanya untuk melayani pertumbuhan bidang pariwisata domestik dan mancanegara di Negeri Tirai Bambu yang terus meningkat saban tahun.
Permintaan sebanyak 6.810 unit pesawat ini lebih tinggi 7,6% dari prediksi tahun lalu, yaitu sebesar 6.330 unit pesawat.
“Meningkatnya kelas menengah di China ditambah kebijakan visa baru, meningkatkan tren bagi pesawat widebody (berbadan lebar). Kami berharap masa depan yang cerah untuk pasar di China,” ujar Wakil Presiden Pemasaran Boeing Commercial Airplanes, Randy Tinseth dalam pernyataan kepada CNBC, Selasa (13/9/2016).
Adapun Fortune, Selasa (13/9) mengabarkan bahwa angka pertumbuhan pariwisata di China meningkat 1,24% setiap tahunnya. Dan dengan permintaan memborong 6.810 unit pesawat, diharapkan pertumbuhan penumpang moda transportasi udara di China bisa mencapai 6,4% setiap tahun selama 20 tahun mendatang.
Reuters, Selasa (13/9) menyebut aksi China memborong Boeing membuat manufaktur pesawat asal Amerika Serikat itu bullish alias menguat. Langkah itu semakin menguatkan Boeing, mengingat selama ini lebih dari 50% dari pesawat jet komersialnya beroperasi di China.
Sisi lain, aksi tersebut menguatkan ekonomi Boeing. Pasalnya, perusahaan penerbangan yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS itu tengah mengalami keprihatinan atas pertumbuhan ekonomi yang lambat di negaranya.
Boeing dan pesaingnya dari Eropa, Airbus kini berebut untuk masuk pangsa pasar China. Karena negara Mao Tse Tung tersebut merupakan negara yang pertumbuhan pasar penerbangannya paling cepat di dunia. Bahkan Boeing membuka perakitan di negara tersebut. Dan bagi China, hal itu untuk mempercepat transfer teknologi.
China, bagaimana pun juga sedang berusaha mengembangkan kemampuan manufaktur pesawatnya sendiri. Pasalnya, pesawat andalan China, jet C919 mengalami kendala sehingga penerbangan perdananya yang dijadwalkan beroperasi pada akhir tahun lalu, masih mengalami masalah hingga kini. Mereka berharap kelak C919 dapat bersaing dengan Boeing 737 dan Airbus A320.
Melansir CNBC, Selasa (13/9/2016) Air China berencana membeli 6.810 unit pesawat Boeing senilai USD1,025 triliun dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Dalam pernyataannya, Boeing mengatakan langkah Air China memperluas armadanya untuk melayani pertumbuhan bidang pariwisata domestik dan mancanegara di Negeri Tirai Bambu yang terus meningkat saban tahun.
Permintaan sebanyak 6.810 unit pesawat ini lebih tinggi 7,6% dari prediksi tahun lalu, yaitu sebesar 6.330 unit pesawat.
“Meningkatnya kelas menengah di China ditambah kebijakan visa baru, meningkatkan tren bagi pesawat widebody (berbadan lebar). Kami berharap masa depan yang cerah untuk pasar di China,” ujar Wakil Presiden Pemasaran Boeing Commercial Airplanes, Randy Tinseth dalam pernyataan kepada CNBC, Selasa (13/9/2016).
Adapun Fortune, Selasa (13/9) mengabarkan bahwa angka pertumbuhan pariwisata di China meningkat 1,24% setiap tahunnya. Dan dengan permintaan memborong 6.810 unit pesawat, diharapkan pertumbuhan penumpang moda transportasi udara di China bisa mencapai 6,4% setiap tahun selama 20 tahun mendatang.
Reuters, Selasa (13/9) menyebut aksi China memborong Boeing membuat manufaktur pesawat asal Amerika Serikat itu bullish alias menguat. Langkah itu semakin menguatkan Boeing, mengingat selama ini lebih dari 50% dari pesawat jet komersialnya beroperasi di China.
Sisi lain, aksi tersebut menguatkan ekonomi Boeing. Pasalnya, perusahaan penerbangan yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS itu tengah mengalami keprihatinan atas pertumbuhan ekonomi yang lambat di negaranya.
Boeing dan pesaingnya dari Eropa, Airbus kini berebut untuk masuk pangsa pasar China. Karena negara Mao Tse Tung tersebut merupakan negara yang pertumbuhan pasar penerbangannya paling cepat di dunia. Bahkan Boeing membuka perakitan di negara tersebut. Dan bagi China, hal itu untuk mempercepat transfer teknologi.
China, bagaimana pun juga sedang berusaha mengembangkan kemampuan manufaktur pesawatnya sendiri. Pasalnya, pesawat andalan China, jet C919 mengalami kendala sehingga penerbangan perdananya yang dijadwalkan beroperasi pada akhir tahun lalu, masih mengalami masalah hingga kini. Mereka berharap kelak C919 dapat bersaing dengan Boeing 737 dan Airbus A320.
(ven)