Harga Minyak Dunia Melemah Dua Hari Beruntun
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia jatuh sekitar 3% untuk mencetak penurunan selama dua hari beruntun setelah data mingguan minyak Amerika Serikat (AS) memberikan kejutan menarik terkait stok minyak mentah. Persediaan minyak AS yang mencakup diesel dan minyak pemanas naik 4,6 juta barel dalam satu pekan dari 9 September seperti dilaporkan Administrasi Informasi Energi AS (EIA).
Dilansir Reuters, Kamis (15/9/2016) analis mengharapkan peningkatan berada pada kisaran 1,5 juta barel, namun ternyata jauh di atas harapan untuk menjadi yang terbesar sejak Januari. Stok bensin juga meningkat di luar perkiraan, meski persediaan minyak mentah turun sebesar 559,000 barel ketika para analis mengharapkan pertumbuhan minyak mentah 3,8 juta barel.
Tercatat harga minyak mentah Brent mengalami penurunan USD1,25 atau 2,7% ke level USD45,85 per barel, sementara minyak mentah berjangka US West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,32 sen atau 2,9% untuk tetap bertahan di posisi USD43,58 per barel.
Banyak analis yang bingung terkait data mingguan minyak mentah, dimana ada penurunan tidak terduga dari 14,5 juta barel minggu sebelumnya. Hal ini dipengaruhi adanya badai tropis Hermine hingga menunda kedatangan minyak ke US Gulf Coast.
"Laporan pekan depan akan menerangkan, apakah kehilangan sekian barel pada minggu ini akan muncul dalam neraca minyak bumi," kata analis New York energy John Kilduff.
Dilansir Reuters, Kamis (15/9/2016) analis mengharapkan peningkatan berada pada kisaran 1,5 juta barel, namun ternyata jauh di atas harapan untuk menjadi yang terbesar sejak Januari. Stok bensin juga meningkat di luar perkiraan, meski persediaan minyak mentah turun sebesar 559,000 barel ketika para analis mengharapkan pertumbuhan minyak mentah 3,8 juta barel.
Tercatat harga minyak mentah Brent mengalami penurunan USD1,25 atau 2,7% ke level USD45,85 per barel, sementara minyak mentah berjangka US West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,32 sen atau 2,9% untuk tetap bertahan di posisi USD43,58 per barel.
Banyak analis yang bingung terkait data mingguan minyak mentah, dimana ada penurunan tidak terduga dari 14,5 juta barel minggu sebelumnya. Hal ini dipengaruhi adanya badai tropis Hermine hingga menunda kedatangan minyak ke US Gulf Coast.
"Laporan pekan depan akan menerangkan, apakah kehilangan sekian barel pada minggu ini akan muncul dalam neraca minyak bumi," kata analis New York energy John Kilduff.
(akr)