Phapros Raup Laba Rp28,4 Miliar
Phapros Raup Laba Rp28,4 Miliar
A
A
A
SEMARANG - PT Phapros Tbk menunjukan kinerja positif pada semester I tahun 2016. Terbukti meski kondisi ekonomi yang kurang baik, Phapros mampu membukukan laba hingga Rp28,4 miliar.
Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami mengatakan, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terdegradasi hingga di atas Rp13.000, sangat membebani keadaan finansial industri farmasi nasional. Mengingat 90% bahan baku farmasi masih harus diperoleh secara impor.
"Namun di tengah inflasi semester I 2016 yang mencapai lebih dari tiga persen, Phapros, berhasil meningkatkan kinerjanya baik dari sisi penjualan maupun laba," katanya di Semarang, Jumat (16/9/2016).
Ia menjelaskan, pada semester I/2016 ini Phapros menunjukkan kinerja yang sangat baik. Dari sisi penjualan ada peningkatan sebesar 16,4% dari periode yang sama tahun lalu.
Penjualan pada semester I/2015 sebesar Rp302 miliar, sedangkan tahun 2016 ini mencapai Rp351 miliar. Pertumbuhan penjualan yang baik juga dikuti dengan pertumbuhan laba bersih perseroan. "Di semester I 2016 ini, laba bersih Phapros tumbuh sebesar 22,9% dari Rp23,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp28,4 miliar pada tahun ini," ujarnya.
Corporate Secretary Imam Ariff Juliadi menambahkan, penjualan tertinggi disumbangkan produk obat jual bebas (OTC) sebesar 62,5% dan share terbesar diperoleh dari produk Obat Generik Berlogo (OGB) sebesar 51%.
"Tingginya share obat generik tercapai karena sebelumnya, Phapros juga sudah memenangkan tender dua paket e-catalogue yang nilainya mencapai Rp271 miliar" tambahnya.
Ia menyebutkan, ada 36 obat generik dan dua obat nama dagang yang dimenangkan Phapros. Dan total value yang besar inilah membuat Phapros berhasil menduduki peringkat pertama atau sekitar 13% dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue yang mencapai lebih dari Rp2 triliun.
Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami mengatakan, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terdegradasi hingga di atas Rp13.000, sangat membebani keadaan finansial industri farmasi nasional. Mengingat 90% bahan baku farmasi masih harus diperoleh secara impor.
"Namun di tengah inflasi semester I 2016 yang mencapai lebih dari tiga persen, Phapros, berhasil meningkatkan kinerjanya baik dari sisi penjualan maupun laba," katanya di Semarang, Jumat (16/9/2016).
Ia menjelaskan, pada semester I/2016 ini Phapros menunjukkan kinerja yang sangat baik. Dari sisi penjualan ada peningkatan sebesar 16,4% dari periode yang sama tahun lalu.
Penjualan pada semester I/2015 sebesar Rp302 miliar, sedangkan tahun 2016 ini mencapai Rp351 miliar. Pertumbuhan penjualan yang baik juga dikuti dengan pertumbuhan laba bersih perseroan. "Di semester I 2016 ini, laba bersih Phapros tumbuh sebesar 22,9% dari Rp23,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp28,4 miliar pada tahun ini," ujarnya.
Corporate Secretary Imam Ariff Juliadi menambahkan, penjualan tertinggi disumbangkan produk obat jual bebas (OTC) sebesar 62,5% dan share terbesar diperoleh dari produk Obat Generik Berlogo (OGB) sebesar 51%.
"Tingginya share obat generik tercapai karena sebelumnya, Phapros juga sudah memenangkan tender dua paket e-catalogue yang nilainya mencapai Rp271 miliar" tambahnya.
Ia menyebutkan, ada 36 obat generik dan dua obat nama dagang yang dimenangkan Phapros. Dan total value yang besar inilah membuat Phapros berhasil menduduki peringkat pertama atau sekitar 13% dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue yang mencapai lebih dari Rp2 triliun.
(ven)
Explore More