Peternak Sapi di Ambang Kehancuran Terimbas Impor Daging Kerbau
A
A
A
JAKARTA - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengungkapkan, saat ini para peternak sapi di Indonesia khususnya peternak sapi rakyat tengah berada di ambang kehancuran. Hal ini akibat keputusan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau dari India.
(Baca Juga: Bulog Ungkap Daging Kerbau dari India Laris Manis)
Ketua PPSKI Teguh Boediono mengatakan, kebijakan pemerintah saat ini hanya menitikberatkan kepada kepentingan konsumen tanpa memikirkan nasib peternak di hulu selanjutnya. Akibatnya, para peternak saat ini hanya tinggal menunggu detik-detik kehancurannya.
"Sekarang ini peternak sapi lokal itu dalam penungguan, tapi lebih menunggu untuk hancur. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang lebih menitikberatkan yang pro pada kepentingan konsumen," katanya dalam acara Roundtable Discussion Koran Sindo di Hotel A One, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
(Baca Juga: Mentan Janji Impor Daging Kerbau Tak Ganggu Peternak Lokal)
Selain karena masuknya daging kerbau impor dari India, tambah Teguh, para peternak sapi lokal juga digempur dengan mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar harga daging sapi bisa Rp80 ribu per kilogram (kg). Padahal, harga daging sapi yang terbentuk dengan mekanisme pasar sejatinya mencapai Rp100 ribu per kg.
"Kalau presiden katakan di luar negeri di bawah Rp80 ribu, itu daging kerbau. Tapi kalau daging sapi ya sebenarnya harganya Indonesia jauh lebih murah. Artinya urutannya kita jauh lebih baik dari Thailand," tandasnya.
(Baca Juga: Bulog Ungkap Daging Kerbau dari India Laris Manis)
Ketua PPSKI Teguh Boediono mengatakan, kebijakan pemerintah saat ini hanya menitikberatkan kepada kepentingan konsumen tanpa memikirkan nasib peternak di hulu selanjutnya. Akibatnya, para peternak saat ini hanya tinggal menunggu detik-detik kehancurannya.
"Sekarang ini peternak sapi lokal itu dalam penungguan, tapi lebih menunggu untuk hancur. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang lebih menitikberatkan yang pro pada kepentingan konsumen," katanya dalam acara Roundtable Discussion Koran Sindo di Hotel A One, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
(Baca Juga: Mentan Janji Impor Daging Kerbau Tak Ganggu Peternak Lokal)
Selain karena masuknya daging kerbau impor dari India, tambah Teguh, para peternak sapi lokal juga digempur dengan mandat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar harga daging sapi bisa Rp80 ribu per kilogram (kg). Padahal, harga daging sapi yang terbentuk dengan mekanisme pasar sejatinya mencapai Rp100 ribu per kg.
"Kalau presiden katakan di luar negeri di bawah Rp80 ribu, itu daging kerbau. Tapi kalau daging sapi ya sebenarnya harganya Indonesia jauh lebih murah. Artinya urutannya kita jauh lebih baik dari Thailand," tandasnya.
(akr)