Pertamina Lebarkan Sayap Bisnis di Luar Negeri
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) kembali meningkatkan peluang bisnisnya dan semakin mempertegas eksistensi di kancah Internasional lewat kerja sama dengan Sonatrach di Aljazair. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kedua pihak akan menjajaki bisnis eksplorasi migas baik di Indonesia, Aljazair dan negara lainnya.
“Baru saja Pertamina dan Sonatrach menandatangani nota kesapahaman di Aljazair. Keduanya akan berpartner bisnis dari hulu sampai hilir. Kerja sama hulu dilakukan oleh anak usahanya PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi,” kata dia di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
(Baca Juga: Pertamina Bersiap Kalahkan Petronas Jadi Perusahaan Kelas Dunia)
Diterangkan produksi Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi hingga Agustus 2016 sebesar 120.590 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 15,38% di atas target perusahaan sebesar 104.950 BOEPD. Berbekal nota kesepahaman tersebut lanjut Wianda, Pertamina dan Sonatrach akan melakukan analisis dan evaluasi atas peluang ekplorasi produksi.
Dia menambahkan Pertamina dan Sonatrach juga memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek hulu, hilir, dan services migas di kedua negara. Beberapa peluang kerja sama lainnya juga dijajaki, seperti pertukaran informasi industri gas alam dan turunannya, termasuk kerja sama di bidang LNG, bisnis minyak mentah, kondensat, petrokimia, LPG, dan optimasi pemasaran migas.
“Selain itu, kedua perusahaan juga dapat melakukan kerja sama riset dan pengembangan serta peningkatan kapabilitas dan pertukaran ahli,” terangnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, bahwa langkah Pertamina memperluas ekspansi bisnisnya di luar negeri sejalan dengan visi-misi menjadi perusahaan energi berkelas dunia. Sehingga tidak hanya berkutat di dalam negeri.
“Pertamina memiliki aspirasi penting untuk meningkatkan eksistensinya bisnisnya di luar negeri termasuk di Aljazair maupun belahan bumi lainnya. Pertamina hasru mulai tumbuh dari multinasional kemudian menjadi perusahaan kelas dunia,” ujarnya.
Pertamina pada Agustus lalu telah menandatangani nota kesepahaman preliminary study terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan-Asmari) yang memiliki cadangan 5 miliar barel. Tidak hanya itu, Pertamina belum lama ini juga mengakuisisi 24,53% saham Maurel dan Prom, sebuah perusahaan migas yang berpusat di Paris, Prancis, senilai 200 juta euro.
Di Aljazair, Pertamina juga tercatat menjadi operator di Blok Menzel Lejment North serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya yakni El Merk dan Ourhoud. Sementara di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10% di Blok West Qurna 1.
Sedangkan, melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) yang berdomisili di Malaysia, Pertamina telah menyelesaikan akuisisi 30 persen saham Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd di ladang migas lepas pantai di Sabah dan Sarawak bernilai USD2 miliar.
"Pengembangan bisnis internasional merupakan critical factor bagi Pertamina untuk berkembang menjadi perusahaan berkelas internasional serta untuk mendukung terwujudnya ketahanan energi nasional,” tuturnya.
“Baru saja Pertamina dan Sonatrach menandatangani nota kesapahaman di Aljazair. Keduanya akan berpartner bisnis dari hulu sampai hilir. Kerja sama hulu dilakukan oleh anak usahanya PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi,” kata dia di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
(Baca Juga: Pertamina Bersiap Kalahkan Petronas Jadi Perusahaan Kelas Dunia)
Diterangkan produksi Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi hingga Agustus 2016 sebesar 120.590 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 15,38% di atas target perusahaan sebesar 104.950 BOEPD. Berbekal nota kesepahaman tersebut lanjut Wianda, Pertamina dan Sonatrach akan melakukan analisis dan evaluasi atas peluang ekplorasi produksi.
Dia menambahkan Pertamina dan Sonatrach juga memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek hulu, hilir, dan services migas di kedua negara. Beberapa peluang kerja sama lainnya juga dijajaki, seperti pertukaran informasi industri gas alam dan turunannya, termasuk kerja sama di bidang LNG, bisnis minyak mentah, kondensat, petrokimia, LPG, dan optimasi pemasaran migas.
“Selain itu, kedua perusahaan juga dapat melakukan kerja sama riset dan pengembangan serta peningkatan kapabilitas dan pertukaran ahli,” terangnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, bahwa langkah Pertamina memperluas ekspansi bisnisnya di luar negeri sejalan dengan visi-misi menjadi perusahaan energi berkelas dunia. Sehingga tidak hanya berkutat di dalam negeri.
“Pertamina memiliki aspirasi penting untuk meningkatkan eksistensinya bisnisnya di luar negeri termasuk di Aljazair maupun belahan bumi lainnya. Pertamina hasru mulai tumbuh dari multinasional kemudian menjadi perusahaan kelas dunia,” ujarnya.
Pertamina pada Agustus lalu telah menandatangani nota kesepahaman preliminary study terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan-Asmari) yang memiliki cadangan 5 miliar barel. Tidak hanya itu, Pertamina belum lama ini juga mengakuisisi 24,53% saham Maurel dan Prom, sebuah perusahaan migas yang berpusat di Paris, Prancis, senilai 200 juta euro.
Di Aljazair, Pertamina juga tercatat menjadi operator di Blok Menzel Lejment North serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya yakni El Merk dan Ourhoud. Sementara di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10% di Blok West Qurna 1.
Sedangkan, melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) yang berdomisili di Malaysia, Pertamina telah menyelesaikan akuisisi 30 persen saham Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd di ladang migas lepas pantai di Sabah dan Sarawak bernilai USD2 miliar.
"Pengembangan bisnis internasional merupakan critical factor bagi Pertamina untuk berkembang menjadi perusahaan berkelas internasional serta untuk mendukung terwujudnya ketahanan energi nasional,” tuturnya.
(akr)