Gas Dalam Negeri Hanya Tersisa 41 Tahun Lagi
A
A
A
BANDUNG - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan bahwa saat ini gas yang dimiliki Indonesia semakin menipis. Dimana jumlah gas di Tanah Air hanya dapat dinikmati tidak lebih dari 50 tahun.
"Kandungan gas bumi Indonesia itu cukup besar kalau dibanding dengan beberapa negara lainnya. Sisa produksi gas kita 41 tahun lagi," ujar Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup di Bandung, Jumat (14/16/2016).
(Baca Juga: 110.000 Jaringan Gas Rumah Tangga Siap Tersambung)
Menurutnya Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan ekspor gas, tepatnya pada 1974. Namun, Indonesia lambat menyadari bahwa di dalam negeri sebenarnya sangat membutuhkan gas, meski saat ini struktur ekspor gas dalam negeri sudah direformasi.
Dia menuturkan, porsi ekspor gas masih sangat tinggi hingga 48%. "Indonesia menjadi negara pertama pengekspor gas, dari Arun. Tapi saat ini sisanya 52% untuk domestik," imbuh dia.
(Baca Juga: PGN Bangun dan Operasikan 78% Pipa Gas di Indonesia)
Bahkan lanjut dia, gas saat ini menjadi kebutuhan utama dan berdasarkan target bauran energi nasional, komoditas ini pada 2025 ditarget dapat memenuhi kebutuhan energi hingga mencapai 22%. Meski menjadi kebutuhan utama, namun dia menerangkan bukan satu-satunya sektor energi dalam negeri, karena saat ini Indonesia memiliki konsep soal bauran energi.
Konsep tersebut, diterangkan tidak hanya sektor energi fosil yang menjadi penopang energi nasional, karena ada energi terbarukan. Namun, untuk melakukan energi bauran bukanlah gas yang banyak. "Tapi kita punya portofolio besar. Kita harus bangun postur bauran energi yang ideal," katanya.
"Kandungan gas bumi Indonesia itu cukup besar kalau dibanding dengan beberapa negara lainnya. Sisa produksi gas kita 41 tahun lagi," ujar Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup di Bandung, Jumat (14/16/2016).
(Baca Juga: 110.000 Jaringan Gas Rumah Tangga Siap Tersambung)
Menurutnya Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan ekspor gas, tepatnya pada 1974. Namun, Indonesia lambat menyadari bahwa di dalam negeri sebenarnya sangat membutuhkan gas, meski saat ini struktur ekspor gas dalam negeri sudah direformasi.
Dia menuturkan, porsi ekspor gas masih sangat tinggi hingga 48%. "Indonesia menjadi negara pertama pengekspor gas, dari Arun. Tapi saat ini sisanya 52% untuk domestik," imbuh dia.
(Baca Juga: PGN Bangun dan Operasikan 78% Pipa Gas di Indonesia)
Bahkan lanjut dia, gas saat ini menjadi kebutuhan utama dan berdasarkan target bauran energi nasional, komoditas ini pada 2025 ditarget dapat memenuhi kebutuhan energi hingga mencapai 22%. Meski menjadi kebutuhan utama, namun dia menerangkan bukan satu-satunya sektor energi dalam negeri, karena saat ini Indonesia memiliki konsep soal bauran energi.
Konsep tersebut, diterangkan tidak hanya sektor energi fosil yang menjadi penopang energi nasional, karena ada energi terbarukan. Namun, untuk melakukan energi bauran bukanlah gas yang banyak. "Tapi kita punya portofolio besar. Kita harus bangun postur bauran energi yang ideal," katanya.
(akr)