PLN Pastikan Tak Ada Kecurangan di Tender PLTGU Jawa 1
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan sangat berhati-hati dalam proses penentuan peringkat pertama tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 1600 megawatt (MW).
Senior Manajer Humas PLN Agung Murdifi mengatakan, hingga saat ini proses yang baru diselesaikan adalah proses evaluasi teknis dan administrasi tender PLTGU Jawa 1, termasuk evaluasi harga. "Saat ini masih proses penentuan peringkat pertama peserta tender," kata Agung, di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
(Baca Juga: Peringkat Pertama Tender Ditentukan, PLTGU Jawa 1 Siap Dibangun)
Dia mengatakan, tim evaluator benar-benar telah menganalisa dan memeriksa semua dokumen penawaran sebab proyek ini memiliki risiko kegagalan yang tinggi bila peserta tidak mengikuti syarat pengadaan. PLN, menurutnya juga meninjau pada aspek efisiensi tender.
"Konsorsium pemenang pastinya sudah sesuai dengan ketentuan serta merupakan pengembang yang benar, berkompeten dan tentu saja memiliki kemampuan keuangan yang baik," kata dia.
Seperti diketahui, proyek PLTGU Jawa 1 rencananya dibangun dengan kapasitas 1600 MW. Diperkirakan nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai USD 2 miliar atau setara Rp 26 triliun.
Nantinya PLTGU Jawa 1 direncanakan akan berlokasi pembangunannya di Muara Tawar. Letak lokasi yang direncanakan di Muara Tawar tentu memerlukan reklamasi guna memenuhi tersedianya lahan.
Proyek pembangunan PLTU Jawa 1 ini sendiri diikuti oleh konsorsium antara lain, PJB-PT Rukun Raharja-Mitsubishi Coorp, PT Medco Energy-Nebras, Pertamina-Marubeni Coorporation-Sojitz Coorp dan PT Adaro Energy-Sembawang Coorporation.
Sebelumnya Pengamat Energi Fabby Tumiwa pernah mengatakan, walaupun Pertamina mempunyai penawaran harga lebih rendah namun secara pengalaman pengerjaan proyek seperti PLTGU belum dimiliki. "Pertamina sendiri belum mempunyai pengalaman pengerjaan proyek PLTGU. Yang berpengalaman itu rekan sekonsorsiumnya," ujar Fabby.
Dia menganggap konsorsium seperti PJB-PT Rukun Raharja-Mitsubishi Coorp maupun PT Medco Energy-Nebras lebih memiliki kesiapan pengalaman pengerjaan PLTGU, walaupun harga penawarannya tinggi dibandingkan konsorsium Pertamina.
Senior Manajer Humas PLN Agung Murdifi mengatakan, hingga saat ini proses yang baru diselesaikan adalah proses evaluasi teknis dan administrasi tender PLTGU Jawa 1, termasuk evaluasi harga. "Saat ini masih proses penentuan peringkat pertama peserta tender," kata Agung, di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
(Baca Juga: Peringkat Pertama Tender Ditentukan, PLTGU Jawa 1 Siap Dibangun)
Dia mengatakan, tim evaluator benar-benar telah menganalisa dan memeriksa semua dokumen penawaran sebab proyek ini memiliki risiko kegagalan yang tinggi bila peserta tidak mengikuti syarat pengadaan. PLN, menurutnya juga meninjau pada aspek efisiensi tender.
"Konsorsium pemenang pastinya sudah sesuai dengan ketentuan serta merupakan pengembang yang benar, berkompeten dan tentu saja memiliki kemampuan keuangan yang baik," kata dia.
Seperti diketahui, proyek PLTGU Jawa 1 rencananya dibangun dengan kapasitas 1600 MW. Diperkirakan nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai USD 2 miliar atau setara Rp 26 triliun.
Nantinya PLTGU Jawa 1 direncanakan akan berlokasi pembangunannya di Muara Tawar. Letak lokasi yang direncanakan di Muara Tawar tentu memerlukan reklamasi guna memenuhi tersedianya lahan.
Proyek pembangunan PLTU Jawa 1 ini sendiri diikuti oleh konsorsium antara lain, PJB-PT Rukun Raharja-Mitsubishi Coorp, PT Medco Energy-Nebras, Pertamina-Marubeni Coorporation-Sojitz Coorp dan PT Adaro Energy-Sembawang Coorporation.
Sebelumnya Pengamat Energi Fabby Tumiwa pernah mengatakan, walaupun Pertamina mempunyai penawaran harga lebih rendah namun secara pengalaman pengerjaan proyek seperti PLTGU belum dimiliki. "Pertamina sendiri belum mempunyai pengalaman pengerjaan proyek PLTGU. Yang berpengalaman itu rekan sekonsorsiumnya," ujar Fabby.
Dia menganggap konsorsium seperti PJB-PT Rukun Raharja-Mitsubishi Coorp maupun PT Medco Energy-Nebras lebih memiliki kesiapan pengalaman pengerjaan PLTGU, walaupun harga penawarannya tinggi dibandingkan konsorsium Pertamina.
(akr)