Agen Batasi Pangkalan Buat Gas Melon Langka di Yogyakarta
A
A
A
YOGYAKARTA - Sejumlah warga di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kesulitan mendapatkan LPG tiga kilogram alias kerap disebut gas melon. Pantauan KORAN SINDO Yogyakarta, warga kesulitan mendapatkan gas melon karena dari sedikitnya jatah di pangkalan. Pangkalan gas mengaku pasokan mereka dari agen juga dikurangi.
Seperti diungkapkan salah satu pangkalan gas di Gunungkidul yang enggan disebutkan namanya. Sejak bulan September dan Oktober ini, jatah gas 3 kg dari agen untuk pangakalan yang ia miliki dikurangi cukup banyak, lebih dari 10%. Awalnya, dalam sebulan ia mendapat jatah sebanyak 750 tabung, namun dalam dua bulan terakhir jatahnya dikurangi menjadi 650 tabung. “Saya dikurangi 100 tabung, tidak tahu alasannya apa,” tuturnya, Senin (17/10/2016).
Karena dikurangi, maka jatah untuk konsumen yang sering datang ke pangkalannya jauh berkurang. Ia sering kehabisan stok saat masyarakat banyak ingin membeli. Ia menceritakan telah menanyakan kebijakan pengurangan tersebut, namun jawaban dari agen yang ia peroleh bahwa semua pangkalan juga dikurangi.
Area Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah, Suyanto mengatakan pada September 2016, untuk wilayah Yogyakarta, Pertamina mencatat adanya peningkatan konsumsi LPG 3 kg hingga 3% jika dibandingkan dengan rata-rata normal tahun 2016. Menurut pantauan tim Pertamina, hal tersebut dikarenakan meningkatnya kegiatan rumah tangga pada momen Idul Adha, dan tingginya tren seremoni keagamaan, seperti pernikahan pada bulan-bulan tertentu.
Guna mengantisipasi tren kenaikan konsumsi, sejak awal Oktober ini, Pertamina telah menyiapkan alokasi tambahan sejumlah 31.268 metrik ton atau tambahan sekitar 6,3% di Yogyakarta. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan kebutuhannya di lapangan. Bahkan pada minggu kedua Oktober, Pertamina kembali menyiapkan tambahan alokasi LPG di Yogyakarta hingga 5% atau sekitar 76.000 tabung.
Untuk memonitor ini, Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Hiswana Migas memastikan ketersediaan LPG 3 kg bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain itu terus mengupayakan pelaksanaan operasi pasar guna menjawab langsung keinginan masyarakat.
“Operasi pasar tersebut akan dilaksanakan serentak di 12 titik pada Minggu dan Senin (16-17 Oktober) dan menyasar berbagai daerah di Yogyakarta, di antaranya Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Sleman,” tuturnya.
Alokasi yang disiapkan pun di luar jumlah tambahan yang telah disebutkan sebelumnya, sejumlah 560 tabung per titik kegiatan operasi pasar. Pihaknya juga membuka layanan pengaduan untuk memastikan kenyamanan pelanggan, apabila masyarakat menemukan kendala terkait LPG maupun layanan dan produk Pertamina lainnya, dapat disampaikan kepada call center Pertamina 1-500-000 atau melalui email [email protected] dilengkapi dengan data pelaporan yang mendetail.
Jumlah pangkalan resmi bervariasi di tiap-tiap daerah, di Daerah Istimewa Yogyakarta ada 45 agen resmi yang menyalurkan LPG, baik subsidi maupun non subsidi, ke berbagai lokasi ke 4.087 pangkalan resmi. Apabila pelanggan ingin mendapatkan Harga Eceren Tertinggi (HET) yang sesuai dengan SK Gubernur, dianjurkan untuk melakukan pembelian melalui pangkalan.
Seperti diungkapkan salah satu pangkalan gas di Gunungkidul yang enggan disebutkan namanya. Sejak bulan September dan Oktober ini, jatah gas 3 kg dari agen untuk pangakalan yang ia miliki dikurangi cukup banyak, lebih dari 10%. Awalnya, dalam sebulan ia mendapat jatah sebanyak 750 tabung, namun dalam dua bulan terakhir jatahnya dikurangi menjadi 650 tabung. “Saya dikurangi 100 tabung, tidak tahu alasannya apa,” tuturnya, Senin (17/10/2016).
Karena dikurangi, maka jatah untuk konsumen yang sering datang ke pangkalannya jauh berkurang. Ia sering kehabisan stok saat masyarakat banyak ingin membeli. Ia menceritakan telah menanyakan kebijakan pengurangan tersebut, namun jawaban dari agen yang ia peroleh bahwa semua pangkalan juga dikurangi.
Area Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah, Suyanto mengatakan pada September 2016, untuk wilayah Yogyakarta, Pertamina mencatat adanya peningkatan konsumsi LPG 3 kg hingga 3% jika dibandingkan dengan rata-rata normal tahun 2016. Menurut pantauan tim Pertamina, hal tersebut dikarenakan meningkatnya kegiatan rumah tangga pada momen Idul Adha, dan tingginya tren seremoni keagamaan, seperti pernikahan pada bulan-bulan tertentu.
Guna mengantisipasi tren kenaikan konsumsi, sejak awal Oktober ini, Pertamina telah menyiapkan alokasi tambahan sejumlah 31.268 metrik ton atau tambahan sekitar 6,3% di Yogyakarta. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan kebutuhannya di lapangan. Bahkan pada minggu kedua Oktober, Pertamina kembali menyiapkan tambahan alokasi LPG di Yogyakarta hingga 5% atau sekitar 76.000 tabung.
Untuk memonitor ini, Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Hiswana Migas memastikan ketersediaan LPG 3 kg bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain itu terus mengupayakan pelaksanaan operasi pasar guna menjawab langsung keinginan masyarakat.
“Operasi pasar tersebut akan dilaksanakan serentak di 12 titik pada Minggu dan Senin (16-17 Oktober) dan menyasar berbagai daerah di Yogyakarta, di antaranya Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Sleman,” tuturnya.
Alokasi yang disiapkan pun di luar jumlah tambahan yang telah disebutkan sebelumnya, sejumlah 560 tabung per titik kegiatan operasi pasar. Pihaknya juga membuka layanan pengaduan untuk memastikan kenyamanan pelanggan, apabila masyarakat menemukan kendala terkait LPG maupun layanan dan produk Pertamina lainnya, dapat disampaikan kepada call center Pertamina 1-500-000 atau melalui email [email protected] dilengkapi dengan data pelaporan yang mendetail.
Jumlah pangkalan resmi bervariasi di tiap-tiap daerah, di Daerah Istimewa Yogyakarta ada 45 agen resmi yang menyalurkan LPG, baik subsidi maupun non subsidi, ke berbagai lokasi ke 4.087 pangkalan resmi. Apabila pelanggan ingin mendapatkan Harga Eceren Tertinggi (HET) yang sesuai dengan SK Gubernur, dianjurkan untuk melakukan pembelian melalui pangkalan.
(ven)