Terkait Bandara NYIA, Angkasa Pura I Bentuk Aerocity
A
A
A
YOGYAKARTA - Proses pembebasan lahan bandara baru New Yogyakarta Airport (NYIA) di Kulon Progo, memasuki tahap akhir. Hingga Jumat (21/10), setidaknya proses kompensasi kepada masyarakat terdampak sudah mencapai 52% dari total keseluruhan. PT Angkasa Pura I optimistis akhir Oktober 2016 ini, semua proses pembayaran dapat selesai.
Project Manager NYIA, R Sujiastono mengatakan proses pembayaran akan dilaksanakan secara bertahap di masing-masing desa. Warga dari lima desa terdampak, masing-masing Glagah, Palihan, Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo akan menerima pembayaran di kantor balai desa masing-masing. Luas lahan yang akan dibebaskan dalam Izin Penetapan Lokasi (IPL) Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, setidaknya ada 645,6291 hektar dan hasil realisasi fisik pengukuran keliling seluas 587,2605 hektar. “Dan ini sudah hampir selesai,” tuturnya saat melakukan kunjungan ke kantor KORAN SINDO YOGYA, Jumat (21/10/2016).
Ia mengatakan, setelah pembebasan tanah masyarakat selesai, selanjutnya proses kompensasi akan menyasar ke tanah milik Pakualam atau Paku Alam Ground (PAG). Jika proses pembayaran PAG selesai, maka proses pembebasan tanah selesai. Sebab, PAG merupakan area terbesar yang terdampak bandara NYI tersebut.
Ia pun berharap proses pembebasan lahan dapat selesai secepatnya agar pelaksanaan groundbreaking alias peletakkan batu pertama dapat dilakukan bulan November. Jika pembebasan molor, pelaksanaan groundbreaking diundur menjadi Desember 2016. Pihaknya memproyeksikan lokasi groundbreaking yang dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo berada di seputaran Congot.
Suji menambahkan selanjutnya tugas dari PT Angkasa Pura I melaksanakan proyek pembangunannya. Jika ada masyarakat yang tertarik menjadi kontraktor, pihaknya membuka kesempatan untuk turut serta. Dan untuk masalah lainnya keterlibatan Pemerintah Daerah (Pemda) sangat diperlukan. “Urusan pembangunan kami tetapi kesiapan sosial masyarakat sekitar adalah menjadi tugas bersama,” ujarnya.
Sembari menunggu proses bandara jadi, warga sekitar juga dipersiapkan untuk menyambut era baru di wilayah tersebut. Warga diberi pemahaman terkait dengan kemungkinan adanya perubahan pola kehidupan mereka. Yang terpenting adalah sikap warga ketika ada tamu atau pengunjung ke wilayah mereka.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, bandara baru sangat dinanti banyak pihak, terutama insan pariwisata. Bandara baru di Kulon Progo, New Yogyakarta Airport (NYIA) akan menjadi bandara pertama PT Angkasa Pura I yang menawarkan konsep aerocity. Aerocity merupakan konsep kota penyangga yang dikembangkan PT Angkasa Pura I, yaitu sebuah kawasan terpadu yang dilengkapi berbagai fasilitas, selain pemukiman warga.
Selain menyediakan terminal bandara bagi penerbangan langsung, PT Angkasa Pura I juga ingin memberi manfaat lebih kepada pemerintah daerah setempat juga masyarakat sekitar. PT Angkasa Pura I nantinya memproyeksikan masyarakat dengan radius 5 kilometer (km) dari bandara bisa merasakan manfaat bandara yang baru tersebut. “Selain berdampak kepada penerbangan, kami ingin bandara yang baru ini memberi manfaat lebih,” tuturnya.
Project Manager NYIA, R Sujiastono mengatakan proses pembayaran akan dilaksanakan secara bertahap di masing-masing desa. Warga dari lima desa terdampak, masing-masing Glagah, Palihan, Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo akan menerima pembayaran di kantor balai desa masing-masing. Luas lahan yang akan dibebaskan dalam Izin Penetapan Lokasi (IPL) Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, setidaknya ada 645,6291 hektar dan hasil realisasi fisik pengukuran keliling seluas 587,2605 hektar. “Dan ini sudah hampir selesai,” tuturnya saat melakukan kunjungan ke kantor KORAN SINDO YOGYA, Jumat (21/10/2016).
Ia mengatakan, setelah pembebasan tanah masyarakat selesai, selanjutnya proses kompensasi akan menyasar ke tanah milik Pakualam atau Paku Alam Ground (PAG). Jika proses pembayaran PAG selesai, maka proses pembebasan tanah selesai. Sebab, PAG merupakan area terbesar yang terdampak bandara NYI tersebut.
Ia pun berharap proses pembebasan lahan dapat selesai secepatnya agar pelaksanaan groundbreaking alias peletakkan batu pertama dapat dilakukan bulan November. Jika pembebasan molor, pelaksanaan groundbreaking diundur menjadi Desember 2016. Pihaknya memproyeksikan lokasi groundbreaking yang dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo berada di seputaran Congot.
Suji menambahkan selanjutnya tugas dari PT Angkasa Pura I melaksanakan proyek pembangunannya. Jika ada masyarakat yang tertarik menjadi kontraktor, pihaknya membuka kesempatan untuk turut serta. Dan untuk masalah lainnya keterlibatan Pemerintah Daerah (Pemda) sangat diperlukan. “Urusan pembangunan kami tetapi kesiapan sosial masyarakat sekitar adalah menjadi tugas bersama,” ujarnya.
Sembari menunggu proses bandara jadi, warga sekitar juga dipersiapkan untuk menyambut era baru di wilayah tersebut. Warga diberi pemahaman terkait dengan kemungkinan adanya perubahan pola kehidupan mereka. Yang terpenting adalah sikap warga ketika ada tamu atau pengunjung ke wilayah mereka.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, bandara baru sangat dinanti banyak pihak, terutama insan pariwisata. Bandara baru di Kulon Progo, New Yogyakarta Airport (NYIA) akan menjadi bandara pertama PT Angkasa Pura I yang menawarkan konsep aerocity. Aerocity merupakan konsep kota penyangga yang dikembangkan PT Angkasa Pura I, yaitu sebuah kawasan terpadu yang dilengkapi berbagai fasilitas, selain pemukiman warga.
Selain menyediakan terminal bandara bagi penerbangan langsung, PT Angkasa Pura I juga ingin memberi manfaat lebih kepada pemerintah daerah setempat juga masyarakat sekitar. PT Angkasa Pura I nantinya memproyeksikan masyarakat dengan radius 5 kilometer (km) dari bandara bisa merasakan manfaat bandara yang baru tersebut. “Selain berdampak kepada penerbangan, kami ingin bandara yang baru ini memberi manfaat lebih,” tuturnya.
(ven)