Harga Minyak Dunia Menyusut Lanjutkan Tren Negatif
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada awal perdagangan akhir pekan ini tercatat menyusut, terbebani keraguan apakah OPEC (Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia) mampu untuk mewujudkan rencana pembekuan produksi. Seperti diketahui belakangan OPEC terlihat gencar untuk mengkoordinasikan pemotongan produksi minyak untuk menjaga pasokan selama dua tahun ke depan.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/10/2016) harga minyak mentah berjangka Brent hari ini diperdagangkan di level USD50,39 per barel pada pukul 00.33 GMT atau turun sebesar 8 sen dari sesi terakhir. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami pelemahan sebesar 5 sen menjadi USD49,67 per barel.
Para pelaku pasar diyakini masih ragu bahwa OPEC beserta para anggotanya akan mampu mencapai kata sepakat untuk membatasi produksi mereka. Kondisi ini diperkuat setelah Rusia dan Irak yang terbaru menolak ajakan untuk mengendalikan pasokan Internasional dengan membatasi produksi minyak mereka.
"Dengan Irak dan Iran yang mengatakan tidak akan menjadi bagian dari pemotongan produksi dengan berbagai alasan. Lalu Rusia yang juga belum ingin membekukan produksi ketika bersaing dengan Arab Saudi yang juga menarik kesepakatan bersama," kata Analis Senior OANDA Jeffrey Halley di Singapura.
"OPEC pada tanggal 30 November, mendatang tiba-tiba akan menggelar rapat. Tapi tampaknya ini akan menjadi jalan yang panjang ketika hampir setengah kelompok tidak mendukung kesepakatan," tandasnya.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/10/2016) harga minyak mentah berjangka Brent hari ini diperdagangkan di level USD50,39 per barel pada pukul 00.33 GMT atau turun sebesar 8 sen dari sesi terakhir. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami pelemahan sebesar 5 sen menjadi USD49,67 per barel.
Para pelaku pasar diyakini masih ragu bahwa OPEC beserta para anggotanya akan mampu mencapai kata sepakat untuk membatasi produksi mereka. Kondisi ini diperkuat setelah Rusia dan Irak yang terbaru menolak ajakan untuk mengendalikan pasokan Internasional dengan membatasi produksi minyak mereka.
"Dengan Irak dan Iran yang mengatakan tidak akan menjadi bagian dari pemotongan produksi dengan berbagai alasan. Lalu Rusia yang juga belum ingin membekukan produksi ketika bersaing dengan Arab Saudi yang juga menarik kesepakatan bersama," kata Analis Senior OANDA Jeffrey Halley di Singapura.
"OPEC pada tanggal 30 November, mendatang tiba-tiba akan menggelar rapat. Tapi tampaknya ini akan menjadi jalan yang panjang ketika hampir setengah kelompok tidak mendukung kesepakatan," tandasnya.
(akr)