Penjualan INDF Naik 4,8% Menjadi Rp49,8 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada periode sembilan bulan tahun ini mencatat penjualan neto konsolidasi sebesar Rp49,8 triliun atau naik sekitar 4,8% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp47,5 triliun.
Kelompok usaha strategis (group) produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52%, 23%, 17%, dan 8% terhadap total penjualan neto konsolidasi.
Direktur Utama Indofood Anthoni Salim mengatakan, laba usaha juga tumbuh 9,4% menjadi Rp5,93 triliun dari Rp5,42 triliun. Sementara, marjin laba usaha juga naik menjadi 11,9% dari 11,4%.
"Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 92,5% menjadi Rp3,24 triliun dari Rp1,68 triliun," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (28/10/2016).
Menurut dia, kenaikan laba bersih tersebut terutama disebabkan laba selisih kurs tahun ini dibanding dengan rugi selisih kurs pada tahun sebelumnya. Adapun margin laba bersih naik menjadi 6,5% dari 3,5%.
"Dengan tidak memperhitungkan akun non recurring dan selisih kurs, maka core profit yang mencerminkan kinerja operasional tumbuh 15,3% menjadi Rp3,12 triliun dari Rp2,71 triliun," tandasnya.
Kelompok usaha strategis (group) produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52%, 23%, 17%, dan 8% terhadap total penjualan neto konsolidasi.
Direktur Utama Indofood Anthoni Salim mengatakan, laba usaha juga tumbuh 9,4% menjadi Rp5,93 triliun dari Rp5,42 triliun. Sementara, marjin laba usaha juga naik menjadi 11,9% dari 11,4%.
"Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 92,5% menjadi Rp3,24 triliun dari Rp1,68 triliun," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (28/10/2016).
Menurut dia, kenaikan laba bersih tersebut terutama disebabkan laba selisih kurs tahun ini dibanding dengan rugi selisih kurs pada tahun sebelumnya. Adapun margin laba bersih naik menjadi 6,5% dari 3,5%.
"Dengan tidak memperhitungkan akun non recurring dan selisih kurs, maka core profit yang mencerminkan kinerja operasional tumbuh 15,3% menjadi Rp3,12 triliun dari Rp2,71 triliun," tandasnya.
(izz)