Harga Minyak Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian OPEC

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 09:53 WIB
Harga Minyak Anjlok...
Harga Minyak Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian OPEC
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia turun di bawah level USD50 untuk menandai penurunan mingguan terbesar dalam enam pekan di tengah kekhawatiran OPEC tidak akan sepenuhnya melaksanakan pemotongan produksi yang direncanakan. Bahkan, karena data menunjukkan pengebor minyak AS menghapus rig dari produksi untuk pertama kalinya sejak Juni.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (29/10/2016), harga minyak brent turun 76 sen atau 1,5% ke level USD49,71 per barel atau mencapai sesi terendah dari level USD49,31 per barel. Sementara, harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) jatuh USD1,02 atau 2% menjadi USD48,70 per barel atau memukul sesi rendah dari USD48,42 per barel.

Perusahaan pelayanan minyak Baker Hughes Inc (BHI.N) mengatakan, dua rig dipotong pekan ini, berakhir pemulihan 17 pekan dari jumlah memasok pasar. Tapi perhatian pasar tetap pada perbedaan pendapat dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), kata James L Williams, ekonom energi di WTRG Economics di London, Arkansas.

Benchmark menunjukkan penurunan mingguan sekitar 4% terbesar sejak pertengahan September. Harga minyak telah merosot lebih lanjut tentang berita bahwa Federal Bureau of Investigation menemukan email tambahan yang berkaitan dengan penggunaan masa lalu calon presiden Demokrat Hillary Clinton dari server pribadi untuk bekerja sebagai sekretaris negara.

Dolar juga jatuh, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam greenbacks lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, kemudian mengalami kerugian, tapi kabar divisi pada pertemuan OPEC di Wina terus membuat harga negatif.

Pejabat OPEC dan rekan-rekan dari produsen nonanggota seperti Rusia mulai negosiasi di Wina untuk membatasi produksi untuk mengekang kelebihan minyak global yang telah membebani pasar selama dua tahun.

Pada Jumat malam, mereka belum menyepakati rincian tentang rencana untuk mengurangi produksi antara 32,5 juta dan 33 juta barel per hari pada saat Iran menentang hal tersebut.

Irak, produsen terbesar kedua juga menentang pemotongan produksi. "Irak dan Iran yang berselisih terkait angka produksi OPEC. Menurut saya hal itu tidak akan mudah," kata Phil Flynn, analis di Harga Futures Group di Chicago.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7576 seconds (0.1#10.140)