BPS Laporkan Inflasi Oktober Tembus 0,14%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi pada Oktober 2016 sebesar 0,14%. Hal ini disebabkan harga-harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi cukup tinggi yakni terjadi pada perumahan, air, tarif listrik, dan bahan bakar yang sebesar 0,56%
Sementara, untuk harga yang diatur pemerintah lainnya seperti rokok, bahan makanan jadi dan tembakau juga mengalami inflasi 0,26%. "Meski demikian, inflasi inti dan tahunan kita (yoy) tetap terkendali, yakni untuk yang tahun kalender 2,11% dan tahunan 3,31%," kata kepala BPS Kecuk Suhariyanto, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Dari 82 kota IHK ada 48 kota yang mengalami inflasi dan 34 lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,32%, terendah di Depok dan Manado 0,01%. "Sedangkan untuk deflasi tertinggi di Sorong 1,1%," imbuhnya.
Menurutnya, jika dibanding tahun lalu, inflasi Januari-Oktober 2016 dinilai cukup terkendali dan biasanya Oktober memang selalu rendah. Jika dilihat dari harga-harga atau pengeluaran lain, bahan makanan terjadi deflasi 0,21%.
Secara umum, komoditas makanan mengalami penurunan harga. "Penurunan ini seperti bawang merah, daging ayam ras, kacang panjang dan lainnya. Meskipun secara umum turun, yang perlu dapat perhatian lebih yakni cabai merah karena merangkak naik harganya. Butuh perhatian khusus," kata Kecuk.
Untuk sandang juga deflasi 0,31%, kesehatan terjadi inflasi di semua kelompok yakni sebesar 0,28%. Sedangkan untuk transportasi terjadi deflasi 0,03%. Di sana yang menyumbang deflasi yakni penurunan tarif pulsa, dan yang menyunbang inflasi kenaikan tarif kereta api yang sebesar 0,01%.
Sementara, untuk harga yang diatur pemerintah lainnya seperti rokok, bahan makanan jadi dan tembakau juga mengalami inflasi 0,26%. "Meski demikian, inflasi inti dan tahunan kita (yoy) tetap terkendali, yakni untuk yang tahun kalender 2,11% dan tahunan 3,31%," kata kepala BPS Kecuk Suhariyanto, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Dari 82 kota IHK ada 48 kota yang mengalami inflasi dan 34 lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,32%, terendah di Depok dan Manado 0,01%. "Sedangkan untuk deflasi tertinggi di Sorong 1,1%," imbuhnya.
Menurutnya, jika dibanding tahun lalu, inflasi Januari-Oktober 2016 dinilai cukup terkendali dan biasanya Oktober memang selalu rendah. Jika dilihat dari harga-harga atau pengeluaran lain, bahan makanan terjadi deflasi 0,21%.
Secara umum, komoditas makanan mengalami penurunan harga. "Penurunan ini seperti bawang merah, daging ayam ras, kacang panjang dan lainnya. Meskipun secara umum turun, yang perlu dapat perhatian lebih yakni cabai merah karena merangkak naik harganya. Butuh perhatian khusus," kata Kecuk.
Untuk sandang juga deflasi 0,31%, kesehatan terjadi inflasi di semua kelompok yakni sebesar 0,28%. Sedangkan untuk transportasi terjadi deflasi 0,03%. Di sana yang menyumbang deflasi yakni penurunan tarif pulsa, dan yang menyunbang inflasi kenaikan tarif kereta api yang sebesar 0,01%.
(izz)