Bappenas: AS Berebut Bangun Penjara Demi Lapangan Kerja
A
A
A
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) di Amerika Serikat (AS) berlomba membuka lapangan kerja. Bahkan antar Pemkot sampai harus berebut membangun jatah penjara yang akan dilakukan gubernur negara bagian.
Menteri PPN atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, mungkin fenomena itu tidak akan terjadi di Indonesia. Sebab, akan menjadi kesan negatif kalau ada daerah yang jadi tempat tinggal para pelaku kriminal.
"Wali kota kalau di Indonesia mau enggak jadi tempat penjara? Kesannya kriminal tapi yang mengejutkan saya banyak district di Amerika yang berlomba jadi tempat dibangun dua penjara, berebut dua penjara (yang akan dibangun negara bagian)," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Bambang menceritakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya ketika masih kuliah di Illinois, negara di wilayah barat tengah Amerika Serikat. Waktu itu, negara bagian memberi kesempatan kepada para Pemkot untuk mendirikan dua penjara tersebut.
"Negara bagian waktu saya kuliah akan bangun dua penjara baru. Menariknya, mereka memutuskan punya anggaran bangun dua penjara baru kemudian negara bagian beri kesempatan ke district jadi lokasi dari penjara tersebut," kata dia.
Menurutnya, alasan para Pemkot ngotot dapat jatah mendirikan penjara untuk membuka lapangan kerja lebih banyak di tempatnya. Jika ada penjara di satu wilayah maka akan banyak efek ganda yang muncul dari sisi peningkatan jumlah tenaga kerja.
"Mereka lihat negara bukan hanya negara tapi berapa pekerja yang muncul di sana bukan hanya jumlah sipir atau di dalam penjara tapi multiplier kalau penjara ada yang ditahan, ada keluarga yang nengok. Ketika keluarga nengok, enggak bisa dua hari, tempat jauh, perlu hotel, makan di restoran, bawa mobil perlu isi bensin. Restoran, hotel, pom bensin, dan lain-lain ada 200 kesempatan kerja baru," pungkasnya.
Menteri PPN atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, mungkin fenomena itu tidak akan terjadi di Indonesia. Sebab, akan menjadi kesan negatif kalau ada daerah yang jadi tempat tinggal para pelaku kriminal.
"Wali kota kalau di Indonesia mau enggak jadi tempat penjara? Kesannya kriminal tapi yang mengejutkan saya banyak district di Amerika yang berlomba jadi tempat dibangun dua penjara, berebut dua penjara (yang akan dibangun negara bagian)," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Bambang menceritakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya ketika masih kuliah di Illinois, negara di wilayah barat tengah Amerika Serikat. Waktu itu, negara bagian memberi kesempatan kepada para Pemkot untuk mendirikan dua penjara tersebut.
"Negara bagian waktu saya kuliah akan bangun dua penjara baru. Menariknya, mereka memutuskan punya anggaran bangun dua penjara baru kemudian negara bagian beri kesempatan ke district jadi lokasi dari penjara tersebut," kata dia.
Menurutnya, alasan para Pemkot ngotot dapat jatah mendirikan penjara untuk membuka lapangan kerja lebih banyak di tempatnya. Jika ada penjara di satu wilayah maka akan banyak efek ganda yang muncul dari sisi peningkatan jumlah tenaga kerja.
"Mereka lihat negara bukan hanya negara tapi berapa pekerja yang muncul di sana bukan hanya jumlah sipir atau di dalam penjara tapi multiplier kalau penjara ada yang ditahan, ada keluarga yang nengok. Ketika keluarga nengok, enggak bisa dua hari, tempat jauh, perlu hotel, makan di restoran, bawa mobil perlu isi bensin. Restoran, hotel, pom bensin, dan lain-lain ada 200 kesempatan kerja baru," pungkasnya.
(izz)