Pertamina Garap Ladang Migas Bekas Belanda

Kamis, 03 November 2016 - 11:28 WIB
Pertamina Garap Ladang...
Pertamina Garap Ladang Migas Bekas Belanda
A A A
JAKARTA - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu menggandeng PT Sarana GSS Trembul menggarap aset Lapangan Trembul di Blora, Jawa Tengah. Sarana GSS Trembul merupakan perusahaan patungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah bersama GSS Energy Limited perusahaan asal Singapura.

"Pertamina EP menetapkan mitra terpilih untuk melaksanakan operasi migas di sana bekerja sama dengan BUMD setempat. BUMD melakukan joint venture dengan GSS Energy Limited dengan membentuk perusahaan patungan Sara GSS Trembul," kata Presiden Direktur Pertamina EP Rony Gunawan di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Menurutnya, semula Lapangan Trembul ditemukan perusahaan Belanda yakni Nederlandsche Koloniale Petroleum Mij (NKPM) pada 1917, dan telah berhenti produksi pada 1942. Perusahaan ini adalah anak usaha Standard Oil of New Jersey, yang kini dikenal dengan nama ExxonMobil.

Area tersebut sempat ditutup pada 1942, dan menyisakan 24 sumur yang telah dibor oleh NKPM. Penutupan tersebut terjadi akibat invasi Jepang dalam Perang Dunia II.

Area Trembul diperkirakan memiliki cadangan minyak (reserve) sebesar 40,1 juta barel. Adapun sekitar 307 ribu barel telah diambil atau dieksploitasi oleh NKPM sepanjang 1917-1942. Pertamina EP kemudian mendapatkan hak ekslusif melaksanakan operasi produksi berdasarkan Peraturan Presiden No 9/2013 dan kemudian menunjuk Sarana GSS Trembul melaksanakan operasi produksi di tandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Operasi antara kedua belah pihak.

Direktur Utama Sarana GSS Trembul Bambang Mulyadi menambahkan, kerja sama pengembangan Lapangan Trembul dengan Pertamina EP merupakan langkah awal GSS Energy turut berkontribusi meningkatkan produksi migas nasional yang terus mengalami tren penurunan.

Kerja sama patungan ini akan berlangsung selama 15 tahun dengan bagi hasil pemerintah pusat 60%, Pertamina EP 15% dan Sarana GSS Trembul mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 25%. Adapun potensi cadangan minyak mencapai 40,1 juta barel per hari.

"Tiga tahun pertama kami telah berinvestasi sebesar USD7,6 juta. Investasi ini digunakan untuk melakukan pengeboran sumur dan kegiatan seismic," jelasnya.

Di samping itu, sebagai mitra KSO Pertamina telah membayar kewajiban berupa bonus tanda tangan kepada Pertamina EP sebesar USD500.000 dan mebayar garansi sebagai bentuk opportunity case payment sebesar USD1 juta.

"Pembayaran ini merupakan komitmen kami turut mengembangkan wilayah operasi Trembul. Jumlah itu kami serahkan langsung kepada Pertamia di luar biaya cost recovery," tutur dia.

Bambang menuturkan, sampai tahun depan ditargetkan akan melakukan kegiatan pengeboran dua sumur di Lapangan Trembul. Rencananya sumur pertama akan mulai dibor pada Juni tahun depan dengan potensi produksi per sumur mencapai 200 barel per hari.

"Target produksi setelah dilakukan pengeboran. Produksi dua sumur pertama diproyeksikan mencapai 400 barel per hari," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0630 seconds (0.1#10.140)