Peringkat Melorot, Target Wisman Pesimis Tercapai

Senin, 07 November 2016 - 05:07 WIB
Peringkat Melorot, Target...
Peringkat Melorot, Target Wisman Pesimis Tercapai
A A A
YOGYAKARTA - Insan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku pesimis akan jumlah wisatawan asing yang berkunjung dapat mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Pasalnya, saat ini peringkat pariwisata di Yogyakarta mengalami penurunan. Peringkat pariwisata turun drastis dibanding periode sebelumnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istijab membenarkan jika peringat pariwisata di Yogyakarta menurun drastis. Setelah beberapa dekade bertahan di posisi kedua setelah Pulau Bali, posisi Yogyakarta kini melorot drastis. Yogyakarta dilewati oleh destinasi-destinasi lain seperti Bandung dan Surabaya, yang notabene selama ini selalu di bawah bayang-bayang Yogyakarta sebagai lokasi wisata. "Yogyakarta sekarang berada di peringkat empat," tuturnya, Minggu (6/11/2016).

Karena posisinya melorot, ia pesimis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Yogyakarta akan mencapai seperti yang diinginkan. Sebelumnya proyeksi jumlah wisman yang hadir ke Yogyakarta mencapai 340 ribu wisman di tahun 2016. Namun sampai saat ini jumlah kunjungan wisman ke Yogyakarta baru mencapai 304 ribu orang.

Menurut Istijab, selama ini Yogyakarta terlena dengan kondisi yang ada sehingga tidak berusaha menggali ide yang lebih kreatif untuk menjadikan wilayah ini tetap menarik untuk dikunjungi. Berbagai event ataupun destinasi wisata di Yogyakarta tidak mengalami perkembangan untuk menjadi lebih kreatif. Sehingga hal ini terkesan monoton. Wisatawan, terutama dari mancanegara menjadi bosan dengan suguhan yang ada selama ini.

Karena tidak ada sesuatu yang baru, maka industri pariwisata di Yogyakarta mulai ditinggalkan wisatawan. Wisatawan memilih untuk mengunjungi kota lain yang menawarkan sesuatu yang baru dan belum pernah mereka rasakan. Alhasil kunjungan di Yogyakarta mulai terdegradasi. Penggalian ide perlu ditingkatkan lagi untuk mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi. "Sekarang kita harus lebih kreatif," tandasnya.

Kreativitas tersebut memang mendesak dilakukan mengingat bandara baru baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) sudah di depan mata. Bandara baru ini nanti akan diberi fasilitas jalur langsung menuju Candi Borobudur, yang notabene merupakan destinasi andalan Indonesia yang berada di Propinsi Jawa Tengah. Jika tidak diantisipasi, maka Yogyakarta akan menjadi penonton tanpa kebagian kue wisatawan karena mereka langsung ke Borobodur tanpa mampir ke Yogyakarta.

Menurutnya, seluruh stakeholder harus duduk bersama membicarakan permasalahan pariwisata saat ini. Karena jika dibiarkan, maka Yogyakarta akan kehilangan potensi perekonomian yang cukup besar. Semua stakheholder pariwisata harus memiliki visi yang sama mengembalikan kejayaan Yogyakarta sebagai destinasi utama di Indonesia bahkan dunia. "Mari duduk bersama mencari solusi," tandasnya.

Medi, salah seorang agen perjalanan mengakui jika saat ini kondisi pariwisata di Yogyakarta semakin menurun. Dunia pariwisata di Yogyakarta hanya tertolong dengan spot-spot selfie baru yang banyak bermunculan belakangan ini. Ia berharap pemerintah mengkreasikan sesuatu yang baru dan mampu menjadi magnet pariwisata di Yogyakarta sehingga wisatawan bisa kembali berkunjung ke wilayah ini. "Memang harusnya ada inovasi," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0750 seconds (0.1#10.140)