Menteri PPN Nilai Ekonomi RI Turun Akibat Pemotongan Anggaran
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, wajar jika pertumbuhan ekonomi kuartal III/2016 agak menurun dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini lantaran adanya cut budget (pemotongan anggaran) pemerintah jilid 2 yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menurutnya, pada kuartal II/2016, pengeluaran pemerintah agak kencang. Terlebih lagi untuk mengebut proyek infrastruktur pemerintah. "Ya mungkin waktu triwulan II, pengeluaran pemerintahnya agak kencang, dan itu di triwulan III ada pengaruh dari budget cut juga, jadi kita merasakan ya agak turun," katanya dalam seminar Indonesia Naik Kelas bersama KORAN SINDO dan SINDOnews di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Kemudian, kondisi global belum ada perubahan dan mitra-mitra dagang internasional Indonesia masih belum stabil termasuk kondisi ekonomi. "Pastinya, saya harus lihat dulu komponen-komponennya. Apa saja yang mendorong. Biasanya kita lihat konsumsi, kalau konsumsi kisaran saya masih 5% ya, harusnya," kata dia.
Bambang menuturkan, yang harus digenjot saat ini adalah investasi. Namun, untuk sektor lain yakni perdagangan ekspor belum bisa diharapkan.
"Maka konsumsi yang hanya bisa dijaga. Jadi, kalau mau mendorong perekonomian agak tinggi harus di investasi, investasi kan juga mengharapkan PMA masuk, PMDN-nya juga masuk mungkin masih agak sulit dengan kondisi global yang belum menentu kayak sekarang," kata dia.
Sampai akhir tahun, kata mantan Menkeu ini, masih optimistis pertumbuhan ekonomi secara full year ada di kisaran 5%-5,1%. "Kisaran itu bisa kita genjot, karena akhir tahun biasanya konsumsi masyarakat meningkat," pungkasnya.
Menurutnya, pada kuartal II/2016, pengeluaran pemerintah agak kencang. Terlebih lagi untuk mengebut proyek infrastruktur pemerintah. "Ya mungkin waktu triwulan II, pengeluaran pemerintahnya agak kencang, dan itu di triwulan III ada pengaruh dari budget cut juga, jadi kita merasakan ya agak turun," katanya dalam seminar Indonesia Naik Kelas bersama KORAN SINDO dan SINDOnews di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Kemudian, kondisi global belum ada perubahan dan mitra-mitra dagang internasional Indonesia masih belum stabil termasuk kondisi ekonomi. "Pastinya, saya harus lihat dulu komponen-komponennya. Apa saja yang mendorong. Biasanya kita lihat konsumsi, kalau konsumsi kisaran saya masih 5% ya, harusnya," kata dia.
Bambang menuturkan, yang harus digenjot saat ini adalah investasi. Namun, untuk sektor lain yakni perdagangan ekspor belum bisa diharapkan.
"Maka konsumsi yang hanya bisa dijaga. Jadi, kalau mau mendorong perekonomian agak tinggi harus di investasi, investasi kan juga mengharapkan PMA masuk, PMDN-nya juga masuk mungkin masih agak sulit dengan kondisi global yang belum menentu kayak sekarang," kata dia.
Sampai akhir tahun, kata mantan Menkeu ini, masih optimistis pertumbuhan ekonomi secara full year ada di kisaran 5%-5,1%. "Kisaran itu bisa kita genjot, karena akhir tahun biasanya konsumsi masyarakat meningkat," pungkasnya.
(izz)