Setahun, 138 Ribu Angkatan Kerja Baru Bertambah

Kamis, 17 November 2016 - 00:14 WIB
Setahun, 138 Ribu Angkatan Kerja Baru Bertambah
Setahun, 138 Ribu Angkatan Kerja Baru Bertambah
A A A
YOGYAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk di Yogyakarta bertambah sebanyak 35.000 orang dalam setahun terakhir. Di satu sisi, BPS juga mencatat tingkat partisipasi kerja mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) yang mereka lakukan sampai bulan Agustus 2016 lalu.

Kepala BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Kristiyono mengatakan, meski mengalami peningkatan jumlah penduduk tetapi angka partisipasi kerja juga mengalami hal positif. Pihakya mencatat angka partisipasi kerja di Yogyakarta hingga bulan Agustus lalu mencapai 71,96%.

"Peningkatan jumlah penduduk ini memang berpotensi menambah jumlah angkatan kerja di daerah ini. Dan jumlah angkatan kerja sendiri bertambah 138 ribu orang dalam setahun," paparnya, Rabu (16/11/2016).

BPS mencatat, jumlah angkatan kerja bulan Agustus 2015 sebanyak 1.971 orang dan bertambah di tahun 2016. Bulan Agustus 2016 lalu, BPS mencatat jumlah angkatan kerja di wilayah ini mencapai 2.099. Dari jumlah tersebut, pihaknya mencatat pengangguran terbuka berada di kisaran 2,7% hingga 4,1% atau mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir.

Sementara sektor-sektor yang mengalami peningkatan serapan kerja di Yogyakarta terbanyak adalah sektor perdagangan. Yaitu mengalami peningkatan serapan tenaga kerja sebanyak 3,32%. Berikutnya sektor transportasi sebanyak 0,45%. Sektor transportasi mengalami peningkatan karena adanya perusahaan ojek online yang membuka lapangan pekerjaan.

Sektor yang mengalami penurunan serapan tenaga kerja adalah sektor industri sebanyak 1,78%, sektor konstruksi 1,64%, sektor jasa 0,5% dan sektor keuangan 0,22%. Dan sekitar 54,91% penduduk yang bekerja pada bulan Agustus 2016 berada di sektor informal. Sektor pekerja informal mengalami kenaikan 3,7% dibanding posisi pada bulan Agustus 2015 lalu sebesar 51,21%.

Adapun jumlah masyarakat yang berusaha sendiri justru terkoreksi dari 15,54% menjadi 15,35%. Sementara yang berusaha dengan dibantu buruh tetap juga terkoreksi sedikit dari 3,52% menjadi 3,51%. Jumlah pekerja keluarga alias tidak dibayar juga mengalami peningkatan dari 11,92% meningkat menjadi 12,53%. Jumlah terbanyak adalah buruh atau karyawan, namun mengalami penurunan dari 45,31% menjadi 41,58%.

Kepala perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Arif Budi Santosa mengatakan, sektor terbanyak yang menyerap tenaga kerja adalah sektor hotel dan restoran, turunan dari industri pariwisata Yogyakarta. Pariwisata masih menjadi andalan untuk berkontribusi terhadap daerah termasuk dalam mengurangi pengangguran yang ada. "Ketergantungan Yogyakarta terhadap industri pariwisata sangat besar," paparnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5655 seconds (0.1#10.140)