Solusi PLN Terangi Daerah Terkendala Pasokan Listrik
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mencatat sebanyak 34 pembangkit listrik yang pembangunannya terkendala dan 11 lainnya sudah diterminasi. Kendala ini membuat PLN tak hilang arah untuk melayani masyarakat agar bisa menikmati pasokan listrik.
Direktur Regional Sumatera PLN Amir Rosidin mengatakan, ada beberapa solusi untuk mengatasi kendala kekurangan pasokan listrik atas adanya pembangkit yang terkendala dan diterminasi pembangunannya.
Pertama, dengan mengalirkan listrik dari pembangkit yang sudah beroperasi di sekitar wilayah yang pembangunan pembangkit listriknya mengalami kendala, melalui Gardu Induk yang sudah beroperasi.
"Kemudian, membangun pembangkit pengganti dengan jenis berbeda yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), waktu pembangunannya lebih cepat. Ini agar masyarakat dapat menikmati listrik dengan cepat," kata dia di kantor pusat PLN Jakarta, Rabu (23/11/2016).
PLN memiliki prinsip atas dasar subtitusi mana yang lebih cepat untuk menjalankan solusi tersebut, apakah gardu induk atau pembangkit. "Karena prinsipnya masyaratakt tidak kehilangan kesempatan dapat listrik," ujarnya.
Amir mengatakan, untuk wilayah Sumatera ada dua pembangunan pembangkit yang mengalami terminasi. Yaitu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kuala Tungkal berkapasitas 2X7 megawatt (MW) dan Tembilahan berkapasitas 2X5,5 MW, meski pembangunan pembangkit tersebut diterminasi namun wilayah sekitar tetap dapat menikmati listrik karena digantikan Gardu Induk. "Dua itu akan diganti, yang di Kuala Tungkal dan Tembilahan," ucap dia.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Direktur Regional Kalimantan PLN Djoko Abumanan melanjutkan, untuk wilayah Kalimantan pembangunan pembangkit yang terminasi adalah PLTU Buntok berkapasitas 2X7 MW, PLTU Tarakan 2X7 MW, digantikan gardu induk.
"Buntok dan Tarakan itu kita stop kita lanjut dengan lain, Buntok Gardu Induk sudah operasi September lalu," tuturnya. (Baca: Soal 34 Proyek Terkendala, PLN Minta Pertimbangan BPKP).
Untuk wilayah Sulawesi, pembangkit yang terminasi PLTU Wangi-Wangi berkapasitas 2X3 MW digantikan PLTG berkapasitas 5 MW, PLTU Baubau berkapasitas 2X7 MW digantikan PLTGU berkpas 30 MW dan PLTU Raha berkapasitas 2X3 MW digantikan Gardu Induk Raha.
Direktur Regional Sumatera PLN Amir Rosidin mengatakan, ada beberapa solusi untuk mengatasi kendala kekurangan pasokan listrik atas adanya pembangkit yang terkendala dan diterminasi pembangunannya.
Pertama, dengan mengalirkan listrik dari pembangkit yang sudah beroperasi di sekitar wilayah yang pembangunan pembangkit listriknya mengalami kendala, melalui Gardu Induk yang sudah beroperasi.
"Kemudian, membangun pembangkit pengganti dengan jenis berbeda yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), waktu pembangunannya lebih cepat. Ini agar masyarakat dapat menikmati listrik dengan cepat," kata dia di kantor pusat PLN Jakarta, Rabu (23/11/2016).
PLN memiliki prinsip atas dasar subtitusi mana yang lebih cepat untuk menjalankan solusi tersebut, apakah gardu induk atau pembangkit. "Karena prinsipnya masyaratakt tidak kehilangan kesempatan dapat listrik," ujarnya.
Amir mengatakan, untuk wilayah Sumatera ada dua pembangunan pembangkit yang mengalami terminasi. Yaitu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kuala Tungkal berkapasitas 2X7 megawatt (MW) dan Tembilahan berkapasitas 2X5,5 MW, meski pembangunan pembangkit tersebut diterminasi namun wilayah sekitar tetap dapat menikmati listrik karena digantikan Gardu Induk. "Dua itu akan diganti, yang di Kuala Tungkal dan Tembilahan," ucap dia.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Direktur Regional Kalimantan PLN Djoko Abumanan melanjutkan, untuk wilayah Kalimantan pembangunan pembangkit yang terminasi adalah PLTU Buntok berkapasitas 2X7 MW, PLTU Tarakan 2X7 MW, digantikan gardu induk.
"Buntok dan Tarakan itu kita stop kita lanjut dengan lain, Buntok Gardu Induk sudah operasi September lalu," tuturnya. (Baca: Soal 34 Proyek Terkendala, PLN Minta Pertimbangan BPKP).
Untuk wilayah Sulawesi, pembangkit yang terminasi PLTU Wangi-Wangi berkapasitas 2X3 MW digantikan PLTG berkapasitas 5 MW, PLTU Baubau berkapasitas 2X7 MW digantikan PLTGU berkpas 30 MW dan PLTU Raha berkapasitas 2X3 MW digantikan Gardu Induk Raha.
(izz)