Setelah BBM, Pertamina Pertimbangkan Elpiji Satu Harga
A
A
A
CIREBON - Setelah sukses mengimplementasikan bahan bakar minyak (BBM) satu harga di Papua dan sekitarnya, PT Pertamina (Persero) juga mempertimbangkan untuk menerapkan elpiji satu harga.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, BBM satu harga baru bisa diterapkan saat ini karena Pertamina baru merasakan untung yang cukup berlebih. Selama ini, meskipun untung namun masih pas-pasan sehingga belum bisa menerapkan BBM satu harga.
"Itu sama saja kayak kenapa BBM satu harga baru sekarang, ya Pertamina baru untungnya sekarang," katanya di sela kunjungan kerja bersama Menteri BUMN Rini Soemarno di Cirebon, Jawa Barat, Senin (28/11/2016).
Menurut pria yang akrab disapa Abe ini, elpiji satu harga nampaknya bisa diterapkan untuk elpiji 3 kilogram (kg), sementara untuk elpiji ukuran lain tidak bisa diterapkan. Namun, prosesnya bertahap.
"Yang (elpiji) 3 kg bisa, kan karena memang untuk masyarakat. Tapi, kalau yang tidak 3 kg enggak bisa, nanti bertahap lah," imbuh dia.
Sementara, Rini mengakui selama ini Pertamina belum mengalami keuntungan yang cukup besar seperti sekarang. Bahkan, beberapa waktu sebelumnya sektor hilir masih mengalami kerugian.
"Untungnya dulu ngepas-ngepas mulu. Sekarang untungnya sudah sama kayak Shell. Hilir malah dulu rugi mulu," ungkapnya.
Menurut dia, elpiji satu harga bisa diterapkan jika keuntungan Pertamina sudah menyamai Chevron. "Kalau untungnya sudah samain, Shell kan sudah kesalip, Petronas sudah jauh. Nah, Chevron," ujar dia.
Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, BBM satu harga baru bisa diterapkan saat ini karena Pertamina baru merasakan untung yang cukup berlebih. Selama ini, meskipun untung namun masih pas-pasan sehingga belum bisa menerapkan BBM satu harga.
"Itu sama saja kayak kenapa BBM satu harga baru sekarang, ya Pertamina baru untungnya sekarang," katanya di sela kunjungan kerja bersama Menteri BUMN Rini Soemarno di Cirebon, Jawa Barat, Senin (28/11/2016).
Menurut pria yang akrab disapa Abe ini, elpiji satu harga nampaknya bisa diterapkan untuk elpiji 3 kilogram (kg), sementara untuk elpiji ukuran lain tidak bisa diterapkan. Namun, prosesnya bertahap.
"Yang (elpiji) 3 kg bisa, kan karena memang untuk masyarakat. Tapi, kalau yang tidak 3 kg enggak bisa, nanti bertahap lah," imbuh dia.
Sementara, Rini mengakui selama ini Pertamina belum mengalami keuntungan yang cukup besar seperti sekarang. Bahkan, beberapa waktu sebelumnya sektor hilir masih mengalami kerugian.
"Untungnya dulu ngepas-ngepas mulu. Sekarang untungnya sudah sama kayak Shell. Hilir malah dulu rugi mulu," ungkapnya.
Menurut dia, elpiji satu harga bisa diterapkan jika keuntungan Pertamina sudah menyamai Chevron. "Kalau untungnya sudah samain, Shell kan sudah kesalip, Petronas sudah jauh. Nah, Chevron," ujar dia.
(izz)