Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Akhir Tahun di Kisaran 5%
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu mengatakan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2016 dapat mencapai kisaran level 5% (yoy). Hal ini, menurutnya karena masih terasanya dampak dari kondisi pelemahan ekonomi global yang masih terjadi.
"Karena memang saya melihatnya impact dari kondisi pelemahan ini masih terjadi. Terlebih lagi untuk tradenya ya. Kita sudah turun dibandingkan 2 tahun lalu," kata dia dalam Investor Gathering yang diadakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
(Baca Juga: Sri Mulyani Pede Ekonomi RI di Akhir Tahun Capai 5,1%)
Lebih lanjut dia menerangkan total perdagangan Indonesia memang sudah turun sebesar USD100 miliar dari 2014. Kemudian untuk penyaluran kredit perbankan juga mengalami penurunan jika dibandingkan 2015.
"Belum lagi, anggaran pemerintah yang masih terseok. Jadi saya belum lihat ada perbaikan lebih dari sisi fundamental. Meskipun dari sisi untuk menjaga stabilitas ekonomi sudah jauh lebih baik," sambung dia.
Meski demikian, pemerintah masih ada kepercayaan yang tinggi terhadap program tax amnesty atau pengampunan pajak. Selain itu, likuiditas menurutnya masih terjaga dengan baik, meskipun uangnya belum digulirkan untuk yang produktif. "Jadi itu problematika, bagaimana cara memanfaatkan kepercayaan dari uang yang tersedia saat ini itu untuk pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya.
"Karena memang saya melihatnya impact dari kondisi pelemahan ini masih terjadi. Terlebih lagi untuk tradenya ya. Kita sudah turun dibandingkan 2 tahun lalu," kata dia dalam Investor Gathering yang diadakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
(Baca Juga: Sri Mulyani Pede Ekonomi RI di Akhir Tahun Capai 5,1%)
Lebih lanjut dia menerangkan total perdagangan Indonesia memang sudah turun sebesar USD100 miliar dari 2014. Kemudian untuk penyaluran kredit perbankan juga mengalami penurunan jika dibandingkan 2015.
"Belum lagi, anggaran pemerintah yang masih terseok. Jadi saya belum lihat ada perbaikan lebih dari sisi fundamental. Meskipun dari sisi untuk menjaga stabilitas ekonomi sudah jauh lebih baik," sambung dia.
Meski demikian, pemerintah masih ada kepercayaan yang tinggi terhadap program tax amnesty atau pengampunan pajak. Selain itu, likuiditas menurutnya masih terjaga dengan baik, meskipun uangnya belum digulirkan untuk yang produktif. "Jadi itu problematika, bagaimana cara memanfaatkan kepercayaan dari uang yang tersedia saat ini itu untuk pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya.
(akr)