IHSG Awal Bulan Dibuka Menguat Iringi Bursa Saham Asia

Kamis, 01 Desember 2016 - 09:12 WIB
IHSG Awal Bulan Dibuka...
IHSG Awal Bulan Dibuka Menguat Iringi Bursa Saham Asia
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dibuka kembali menghijau setelah pada perdagangan kemarin ditutup menguat. IHSG hari ini dibuka menguat 21,11 poin atau 0,41% ke level 5.170,02 saat bursa saham Asia dibuka menguat.

Pada perdagangan kemarin, pasar saham Tanah Air berhasil ditutup di zona hijau hingga ke level 5.148,91 atau 12,24 poin setara 0,24%.

Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp27 miliar dengan 15 juta saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing mencapai Rp1,75 miliar dengan aksi jual asing Rp11,75 miliar dan aksi beli sebesar Rp13,51 miliar. Tercatat sebanyak 28 saham menguat, 2 saham melemah dan 15 saham stagnan.

Saham-saham yang menguat di antaranya PT United Tractors Tbk (UNTR) naik Rp700 menjadi Rp21.700, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp375 menjadi Rp40.900, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp300 menjadi Rp16.850.

Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melemah 10% menjadi Rp1.640, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp5 menjdi Rp965.

Dilansir CNBC, Kamis (1/12/2016), bursa saham Asia dibuka dengan catatan positif pagi ini, setelah OPEC mencapai kesepakatan pertama sejak 2008 untuk memotong produksi minyak.

Di Australia, Indeks ASX 200 naik 0,58% dengan sektor energi naik hingga 6,76%, dan sektor material naik 2,14%. Sementara, di Jepang Indeks Nikkei 225 melonjak 1,55% pada awal perdagangan, mungkin karena yen yang lebih lemah, dan di Korea Selatan, Indeks Kospi dibuka menguat 0,05%.

Data statistik Korea menunjukkan indeks harga konsumen November (CPI) naik 1,3%. Bank of Korea menargetkan inflasi 2%, untuk memudahkan kebijakan lebih lanjut.

Korea Selatan juga mengumumkan angka perdagangan awal untuk November, yang menunjukkan bahwa ekspor naik 2,7% dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan jajak pendapat Reuters yang memperkirakan ekspor akan naik hanya 1,2%. Impor melonjak 10,1% dari tahun sebelumnya, mengalahkan perkiraan Reuters dengan kenaikan 2,9%. Bahkan, ekspor ke China juga tumbuh untuk pertama kalinya dalam 17 bulan.

Diketahui, OPEC akhirnye mennyepakati untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari, dalam upaya untuk mendukung harga minyak. Harga minyak mentah telah menurun lebih dari setengah sejak pertengahan 2014 karena kelebihan pasokan global dan peningkatan produksi shale AS.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5961 seconds (0.1#10.140)