Pengamat Sebut Tol Trans Jawa Hanya Ramai Saat Lebaran
A
A
A
JAKARTA - Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setiyowarno mengungkapkan, infrastruktur nasional seperti tol Trans Jawa yang dibangun pemerintah dapat mempercepat waktu tempuh dari satu kota ke kota lain. Namun, itu hanya berlaku pada saat liburan panjang.
(Baca: Enam Ruas Tol Trans Jawa dan Sumatra Mulai Beroperasi 2017)
Djoko mengatakan, mulai beroperasinya beberapa ruas tol Trans Jawa tahun depan tidak bisa dikatakan sebuah kesuksesan karena masih ada beberapa jalur yang belum tersambung sepenuhnya. Sehingga, pengendara memilih lewat jalur biasa di luar periode libur panjang yang mengakibatkan keuntungan pengelola menjadi tidak maksimal.
"Ya kalau yang jelas memperlancar, memperpendek waktu tempuh tapi kalau dilihat keuntungan enggak gitu banyak karena beberapa ruas belum dibangun. Tingkat pengembalian investasi masih di luar harapan karena macetnya hanya di tol Cikampek Jakarta, hanya efektif untuk Lebaran atau Natal, hari biasa enggak ramai," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Contohnya, lanjut Djoko, ketika tol Cikampek-Palimanan (Cipali) selesai dibangun dampaknya hanya ramai pas liburan. Jika hari biasa, masyarakat lebih memilih jalur nontol seperti Pantura.
"Cipali dibangun investasi besar, enggak semua masuk ke sana karena nontol lancar. Enak supir nontol lebih lancar," kata dia.
Menurutnya, perbankan dalam memberi pembiayaan terhadap pembangunan tol mesti lebih teliti lagi. Sebab perusahaan yang membangun jalur bebas hambatan tersebut dinilai tidak melakukan perhitungan secara matang.
"Kalau pinjam di bank mesti dilihat lagi, Lebaran dan Natal maksimal dua minggu. Banyak mereka enggak perhitungkan kalau ada kereta cepat gimana?" tuturnya.
Baca Juga:
Dua Ruas Tol Ini Diharapkan Kurangi Biaya Logistik di Pulau Jawa
Menteri Basuki Tancap Gas Bangun Dua Ruas Tol
(Baca: Enam Ruas Tol Trans Jawa dan Sumatra Mulai Beroperasi 2017)
Djoko mengatakan, mulai beroperasinya beberapa ruas tol Trans Jawa tahun depan tidak bisa dikatakan sebuah kesuksesan karena masih ada beberapa jalur yang belum tersambung sepenuhnya. Sehingga, pengendara memilih lewat jalur biasa di luar periode libur panjang yang mengakibatkan keuntungan pengelola menjadi tidak maksimal.
"Ya kalau yang jelas memperlancar, memperpendek waktu tempuh tapi kalau dilihat keuntungan enggak gitu banyak karena beberapa ruas belum dibangun. Tingkat pengembalian investasi masih di luar harapan karena macetnya hanya di tol Cikampek Jakarta, hanya efektif untuk Lebaran atau Natal, hari biasa enggak ramai," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Contohnya, lanjut Djoko, ketika tol Cikampek-Palimanan (Cipali) selesai dibangun dampaknya hanya ramai pas liburan. Jika hari biasa, masyarakat lebih memilih jalur nontol seperti Pantura.
"Cipali dibangun investasi besar, enggak semua masuk ke sana karena nontol lancar. Enak supir nontol lebih lancar," kata dia.
Menurutnya, perbankan dalam memberi pembiayaan terhadap pembangunan tol mesti lebih teliti lagi. Sebab perusahaan yang membangun jalur bebas hambatan tersebut dinilai tidak melakukan perhitungan secara matang.
"Kalau pinjam di bank mesti dilihat lagi, Lebaran dan Natal maksimal dua minggu. Banyak mereka enggak perhitungkan kalau ada kereta cepat gimana?" tuturnya.
Baca Juga:
Dua Ruas Tol Ini Diharapkan Kurangi Biaya Logistik di Pulau Jawa
Menteri Basuki Tancap Gas Bangun Dua Ruas Tol
(izz)