Minat Investor Menanam Modal Usaha di Pangandaran Rendah
A
A
A
PANGANDARAN - Minat investor untuk menanamkan modal usaha di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Jabar) masih rendah. Hal tersebut disebabkan lantaran belum adanya rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Pangandaran.
Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Pangandaran Ema Sukmana mengatakan, nilai investasi keseluruhan pada 2016 di Pangandaran baru mencapai Rp245,80 miliar.
"Rata-rata yang menanamkan modal usaha hanya pengusaha lokal dalam bentuk usaha perdagangan, sedangkan yang skala besar yang melibatkan investor belum ada," kata Ema, Selasa (13/12/2016).
Dia menambahkan, beberapa investor yang akan menanamkan modal usaha di Pangandaran sebagian besar khawatir jika menyalahi rencana tata ruang wilayah, mereka pun memilih menahan modal investasinya.
"Bidang kami menangani penanaman modal dengan kategori modal usaha di atas Rp500 juta dan di bawah Rp500 juta, hingga saat ini baru tercatat penanam modal sebanyak 59 perusahaan," tambahnya.
Dari 59 perusahaan tersebut telah melaksanakan 400 kegiatan dengan serapan tenaga kerja lokal sebanyak 1.514 tenaga kerja. Sedangkan grafik serapan tenaga kerja pada 2017 kondisinya fluktuatif.
"Januari mampu menyerap 214 tenaga kerja, Februari 388 tenaga kerja, Maret 273 tenaga kerja, April 247 tenaga kerja, Mei 126 tenaga kerja, Juni 54 tenaga kerja, Juli 47 tenaga kerja, Agustus 110 tenaga kerja dan September 55 tenaga kerja," papar Ema.
Sementara, Kepala Bidang Tenagakerja dan Tranmigrasi Disdukcapilsosnakertrans Kabupaten Pangandaran Marjo mengatakan, 2016 angka pencari kerja di Kabupaten Pangandaran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
"Pada 2015 jumlah pemohon kartu kuning sebanyak 2.165 yang terdiri dari 1.121 laki-laki dan 1.044 perempuan, sedangkan 2016 jumlah pemohon kartu kuning sebanyak 2.048 yang terdiri dari 1.141 laki-laki dan 907 perempuan," kata Marjo.
Meski angka pencari kerja mengalami peningkatan, ketersediaan lapangan pekerjaan masih minim, bahkan hingga saat ini jumlah perusahaan yang sudah terdaftar baru ada 246 perusahaan diantaranya perusahaan kecil sebanyak 205, perusahaan menengah 38 dan perusahaan besar 3 perusahaan.
"Angka pencari kerja dan ketersediaan lapangan pekerjaan tidak berbanding lurus, sehingga banyak calon pencari kerja yang memilih memasukkan lamaran pekerjaan ke luar daerah," tutur dia.
Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Pangandaran Ema Sukmana mengatakan, nilai investasi keseluruhan pada 2016 di Pangandaran baru mencapai Rp245,80 miliar.
"Rata-rata yang menanamkan modal usaha hanya pengusaha lokal dalam bentuk usaha perdagangan, sedangkan yang skala besar yang melibatkan investor belum ada," kata Ema, Selasa (13/12/2016).
Dia menambahkan, beberapa investor yang akan menanamkan modal usaha di Pangandaran sebagian besar khawatir jika menyalahi rencana tata ruang wilayah, mereka pun memilih menahan modal investasinya.
"Bidang kami menangani penanaman modal dengan kategori modal usaha di atas Rp500 juta dan di bawah Rp500 juta, hingga saat ini baru tercatat penanam modal sebanyak 59 perusahaan," tambahnya.
Dari 59 perusahaan tersebut telah melaksanakan 400 kegiatan dengan serapan tenaga kerja lokal sebanyak 1.514 tenaga kerja. Sedangkan grafik serapan tenaga kerja pada 2017 kondisinya fluktuatif.
"Januari mampu menyerap 214 tenaga kerja, Februari 388 tenaga kerja, Maret 273 tenaga kerja, April 247 tenaga kerja, Mei 126 tenaga kerja, Juni 54 tenaga kerja, Juli 47 tenaga kerja, Agustus 110 tenaga kerja dan September 55 tenaga kerja," papar Ema.
Sementara, Kepala Bidang Tenagakerja dan Tranmigrasi Disdukcapilsosnakertrans Kabupaten Pangandaran Marjo mengatakan, 2016 angka pencari kerja di Kabupaten Pangandaran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
"Pada 2015 jumlah pemohon kartu kuning sebanyak 2.165 yang terdiri dari 1.121 laki-laki dan 1.044 perempuan, sedangkan 2016 jumlah pemohon kartu kuning sebanyak 2.048 yang terdiri dari 1.141 laki-laki dan 907 perempuan," kata Marjo.
Meski angka pencari kerja mengalami peningkatan, ketersediaan lapangan pekerjaan masih minim, bahkan hingga saat ini jumlah perusahaan yang sudah terdaftar baru ada 246 perusahaan diantaranya perusahaan kecil sebanyak 205, perusahaan menengah 38 dan perusahaan besar 3 perusahaan.
"Angka pencari kerja dan ketersediaan lapangan pekerjaan tidak berbanding lurus, sehingga banyak calon pencari kerja yang memilih memasukkan lamaran pekerjaan ke luar daerah," tutur dia.
(izz)