Pinggirkan Sengketa, Jepang-Rusia Kerja Sama Ekonomi Rp33,5 Triliun
A
A
A
TOKYO - Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin selama dua hari ke Jepang, menjadi babak baru dalam hubungan kedua negara. Sengketa antara Moskow dengan Tokyo soal empat pulau yang menjadi perebutan kedua negara setelah Perang Dunia II pun cair.
Keempat pulau tersebut adalah Kunashiri, Etorofu, Shikotan, dan Pengunungan Habomai. Pulau yang terletak antara Laut Okhotsk dan Samudera Pasifik itu, diklaim Rusia sebagai Kuril Selatan. Sedangkan Jepang menyebutnya wilayah teritorial utara mereka.
Mengutip dari Al Jazeera, Jumat (16/12/2016), bahwa Kuril Selatan merupakan pulau yang jauh dari Rusia dan tidak berkembang secara baik. Namun Rusia menempatkan 19.000 warganya di sana yang kebanyakan adalah personel militer dan keluarga mereka.
“Dari sudut pandang Rusia, pulau itu strategis dan diyakini menjadi sumber daya minyak dan gas serta sumber daya untuk industri perikanan,” tulis Al Jazeera.
Presiden Putin dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berujar siap menyelesaikan masalah yang telah lama berlangsung. “Moskow dan Tokyo perlu melakukan kesepakatan perjanjian perdamaian berdasarkan saling percaya dan kegiatan ekonomi bersama,” ujar Putin seperti dikutip Reuters, Jumat (16/12/2016).
Dalam pertemuan yang berlangsung sejak 15-16 Desember 2016 ini, Putin dan Abe mengumumkan kerja sama bilateral di bidang ekonomi senilai USD2,5 miliar atau sekitar Rp33,5 triliun (estimasi kurs Rp13.406/USD). Melansir dari Wall Street Journal, Jumat (16/12), kerja sama tersebut meliputi sektor energi, kesehatan, dan transportasi.
Di sektor energi, perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan industri raksasa Jepang, Marubeni Corp akan bersama-sama mengembangkan lapangan gas pantai barat daya di Pulau Sakhalin. Sedangkan perusahaan gas Rusia, Gazprom bekerja sama dengan Mitsui & Co dan Mitsubishi Corp mengembangkan ladang gas di Semenanjung Yamal, di utara Rusia.
Dalam bidang kesehatan, Rusia dan Jepang merencanakan investasi di bidang obatan-obatan dengan dana USD1 miliar atau setara dengan Rp13,4 triliun. Sementara itu, Russian Direct Investment Fund (RDIF) dan Bank of Japan melakukan kerja sama di bidang investasi senilai USD500 juta ekuivalen Rp6,7 triliun.
Chief Executive Officer RDIF Kirill Dmitriev mengatakan, kerja sama sebesar USD500 juta terdiri atas 20 proyek, diantaranya pertanian, logistic bandara, manufaktur, dan transportasi.
Kepada Abe, Putin lantas mengatakan pihaknya akan memperluas perjalanan bebas visa bagi penduduk Jepang ke pulau-pulau yang disengketakan tersebut. Dan mengajak investor Jepang membangun ekonomi bersama di wilayah Kuril Selatan.
Banyak kalangan menilai langkah Abe melakukan hubungan mesra dengan Rusia untuk mengantisipasi kebangkitan China. Sedangkan Rusia memiliki kepentingan bisnis, menarik investasi asing setelah mereka dikenakan sanksi ekonomi internasional pada 2014 atas invasi ke Crimea.
Keempat pulau tersebut adalah Kunashiri, Etorofu, Shikotan, dan Pengunungan Habomai. Pulau yang terletak antara Laut Okhotsk dan Samudera Pasifik itu, diklaim Rusia sebagai Kuril Selatan. Sedangkan Jepang menyebutnya wilayah teritorial utara mereka.
Mengutip dari Al Jazeera, Jumat (16/12/2016), bahwa Kuril Selatan merupakan pulau yang jauh dari Rusia dan tidak berkembang secara baik. Namun Rusia menempatkan 19.000 warganya di sana yang kebanyakan adalah personel militer dan keluarga mereka.
“Dari sudut pandang Rusia, pulau itu strategis dan diyakini menjadi sumber daya minyak dan gas serta sumber daya untuk industri perikanan,” tulis Al Jazeera.
Presiden Putin dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berujar siap menyelesaikan masalah yang telah lama berlangsung. “Moskow dan Tokyo perlu melakukan kesepakatan perjanjian perdamaian berdasarkan saling percaya dan kegiatan ekonomi bersama,” ujar Putin seperti dikutip Reuters, Jumat (16/12/2016).
Dalam pertemuan yang berlangsung sejak 15-16 Desember 2016 ini, Putin dan Abe mengumumkan kerja sama bilateral di bidang ekonomi senilai USD2,5 miliar atau sekitar Rp33,5 triliun (estimasi kurs Rp13.406/USD). Melansir dari Wall Street Journal, Jumat (16/12), kerja sama tersebut meliputi sektor energi, kesehatan, dan transportasi.
Di sektor energi, perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan industri raksasa Jepang, Marubeni Corp akan bersama-sama mengembangkan lapangan gas pantai barat daya di Pulau Sakhalin. Sedangkan perusahaan gas Rusia, Gazprom bekerja sama dengan Mitsui & Co dan Mitsubishi Corp mengembangkan ladang gas di Semenanjung Yamal, di utara Rusia.
Dalam bidang kesehatan, Rusia dan Jepang merencanakan investasi di bidang obatan-obatan dengan dana USD1 miliar atau setara dengan Rp13,4 triliun. Sementara itu, Russian Direct Investment Fund (RDIF) dan Bank of Japan melakukan kerja sama di bidang investasi senilai USD500 juta ekuivalen Rp6,7 triliun.
Chief Executive Officer RDIF Kirill Dmitriev mengatakan, kerja sama sebesar USD500 juta terdiri atas 20 proyek, diantaranya pertanian, logistic bandara, manufaktur, dan transportasi.
Kepada Abe, Putin lantas mengatakan pihaknya akan memperluas perjalanan bebas visa bagi penduduk Jepang ke pulau-pulau yang disengketakan tersebut. Dan mengajak investor Jepang membangun ekonomi bersama di wilayah Kuril Selatan.
Banyak kalangan menilai langkah Abe melakukan hubungan mesra dengan Rusia untuk mengantisipasi kebangkitan China. Sedangkan Rusia memiliki kepentingan bisnis, menarik investasi asing setelah mereka dikenakan sanksi ekonomi internasional pada 2014 atas invasi ke Crimea.
(ven)