PLN Tingkatkan Rasio Elektrifikasi dari Panas Bumi
A
A
A
MANADO - Demi mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya mengembangkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Salah satunya pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 1-4 berkapasitas total 80 MW di Kecamatan Lahendong, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Lebih dari 15 tahun PLN sudah mengelola unit 1 hingga 4 Lahendong dan hingga kini pembangkit yang berasal dari panas bumi tersebut tiap tahunnya mampu memproduksi listrik hingga 520 GWh.
Jumlah tersebut akan meningkat sejalan dengan pembelian listrik yang dilakukan oleh PLN dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Lahendong 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW. Atas pembelian ini, total kapasitas energi yang disalurkan PLN untuk masyarakat sebesar 120 MW dan dapat memenuhi kurang lebih 240 ribu kepala rumah tangga di Minahasa.
"Pembelian listrik dari Pembangkit yang berasal dari energi baru terbarukan adalah wujud nyata PLN untuk mendukung pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Hal ini juga sekaligus merupakan bentuk pelayanan kami kepada masyarakat terkait peningkatan rasio elektrifikasi khususnya wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Selasa (27/12/2016).
Dia menerangkan, terkait Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN telah mencanangkan pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 22.000 MW hingga 2025. Peningkatan kapasitas produksi pembangkit listrik berbasis EBT bersumber utama dari panas bumi, yaitu sebesar 6200 MW. Saat ini, PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW atau 40% dari total 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia.
Khusus untuk wilayah Sulawesi, PLN juga berencana akan membangun PLTP Kotamabagu 80 MW, PLTP Marana 20 MW dan Bora Pulu 40 MW, dengan total kapasitas 140 MW.
Lebih dari 15 tahun PLN sudah mengelola unit 1 hingga 4 Lahendong dan hingga kini pembangkit yang berasal dari panas bumi tersebut tiap tahunnya mampu memproduksi listrik hingga 520 GWh.
Jumlah tersebut akan meningkat sejalan dengan pembelian listrik yang dilakukan oleh PLN dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Lahendong 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW. Atas pembelian ini, total kapasitas energi yang disalurkan PLN untuk masyarakat sebesar 120 MW dan dapat memenuhi kurang lebih 240 ribu kepala rumah tangga di Minahasa.
"Pembelian listrik dari Pembangkit yang berasal dari energi baru terbarukan adalah wujud nyata PLN untuk mendukung pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Hal ini juga sekaligus merupakan bentuk pelayanan kami kepada masyarakat terkait peningkatan rasio elektrifikasi khususnya wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Selasa (27/12/2016).
Dia menerangkan, terkait Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN telah mencanangkan pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 22.000 MW hingga 2025. Peningkatan kapasitas produksi pembangkit listrik berbasis EBT bersumber utama dari panas bumi, yaitu sebesar 6200 MW. Saat ini, PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW atau 40% dari total 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia.
Khusus untuk wilayah Sulawesi, PLN juga berencana akan membangun PLTP Kotamabagu 80 MW, PLTP Marana 20 MW dan Bora Pulu 40 MW, dengan total kapasitas 140 MW.
(dmd)